1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Akan Kirim Kembali Kapal Induknya Ke Teluk Persia

3 Januari 2012

Panglima angkatan bersenjata Iran, Ataollah Salehi peringatkan Amerika agar tidak kirim kembali kapal induknya ke Teluk Persia. Sementara Jerman dan Perancis desak keluarkan sanksi UE terhadap Iran.

https://p.dw.com/p/13dVy
The USS Enterprise, shown in this U.S. Navy photo, steams to the southern end of it's operating area in the Persian Gulf Thursday, Dec. 17, 1998, the morning after the first wave of air strikes on Iraqi targets. The operation, dubbed Operation Desert Fox was conducted after Iraq failed to comply with UN resolutions regarding UNSCOM weapons inspections.
USS EnterpriseFoto: AP

Meski ancaman Iran, Amerika Serikat bertekad tetap akan mengirimkan kapal perangnya ke Teluk Persia. Angkatan laut Amerika ke depan akan terus mengupayakan kelancaran lalu lintas kapal-kapal di wilayah itu dan melewati Selat Hormuz yang secara strategis penting. Demikian menurut pernyataan kementrian pertahanan dan angkatan laut AS hari Selasa (3/1). Hal ini juga penting untuk mengamankan pasokan bagi pasukan AS di wilayah itu. Namun jurubicara Pentagon, George Little menegaskan hari selasa (3/1),  AS tidak berminat terlibat konfrontasi dengan Iran mengenai Selat Hormuz dan ingin mengurangi ketegangan.

army commander Ataollah Salehi, listen, during armed forces parade marking the 31st anniversary of the start of the Iraq-Iran war, in front of the mausoleum of the late Iranian revolutionary founder Ayatollah Khomeini, just outside Tehran, Iran, Thursday, Sept. 22, 2011. (ddp images/AP Photo/Vahid Salemi)
Ataollah SalehiFoto: AP

Iran peringatkan AS untuk tidak kirim kembali kapal induknya

Sebelumnya, angkatan bersenjata Iran mengeluarkan ancaman agar kapal induk AS yang baru-baru ini ditarik dari Teluk Persia, tidak lagi dikirim kembali. Panglima angkatan bersenjata Iran, Ataollah Salehi menegaskan, Iran tidak ingin mengulangi ancaman itu. Sementara kepala staf angkatan laut Iran, Habibollah Sajari menambahkan, ke depan Iran sendiri yang akan mengamankan perairan di Teluk Persia. "Keberadaan pasukan asing tidak diperlukan," ujarnya.

Hari Senin (2/1) militer Iran mengakhiri pelatihan besar-besaran di wilayah itu dan juga melakukan ujicoba rudal. Iran selain itu mengancam akan memblokade Selat Hormuz bila sanksi internasional diterapkan terhadap ekspor minyaknya akibat pertikaian seputar program atom Iran. Sekitar 40 persen minyak bumi yang diangkut dengan kapal, melewati Selat Hormuz. Banyak negara menduga, Iran mengembangkan senjata atom. Pemerintah di Teheran menyangkalnya dan mengatakan, program atomnya hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi.

French Foreign Minister Alain Juppe addresses the media after an EU Foreign Ministers meeting in Luxembourg, Monday Oct. 10, 2011. The European Union foreign policy chief says the EU is moving to widen its sanctions against Syria because of the continuing repression in the country. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)
Alain JuppeFoto: AP

Perancis desak UE keluarkan sanksi baru

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis, Allain Juppè mendesak Uni Eropa mengikuti AS untuk menerapkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran. Ia mengatakan, kesepakatan mengenai hal ini diharapkan dapat diambil pada pertemuan para menlu UE 30 Januari mendatang.Juppè juga menganjurkan untuk membekukan aset Bank Sentral Iran.  Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle pada dasarnya mendukung gagasan sanksi berikutnya terhadap Iran. Demikian diutarakan seorang jurubicara kementrian luar negeri di Berlin. Menurut Westerwelle, terutama sumber pendanaan program atom yang harus dihentikan. Karena itu Jerman mendukung upaya ke arah tersebut.

Pembeli minyak terpenting Iran adalah Cina. Bulan Januari Cina telah mengurangi 50 persen pesanan minyaknya dari Iran. Di Uni Eropa, Italia dan Spanyol merupakan pengimpor minyak dari Iran yang terbesar. Khawatir konflik antara AS dan Iran meruncing, harga minyak mentah Laut Utara Brent naik empat Dolar melebihi 111 Dolar  per barel. Nilai tukar mata uang Iran, Rial ke Dolar AS mencapai rekor yang terendah. Di depan bank-bank di Iran terlihat antrian panjang dari orang-orang yang hendak membeli Dolar dengan harapan dapat menyelamatkan tabungan mereka. Sejumlah tempat penukaran mata uang ditutup karena membludaknya warga yang hendak mendapatkan mata uang asing.

Christa Saloh-Foerster/rtrd/afpe

Editor: Marjory Linardy