1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Arus Mudik Jalur Darat Lancar, Penumpang Pesawat Menurun

4 Juni 2019

Lalu lintas pada arus mudik Lebaran tahun 2019 ini terbilang lancar. Pengguna kereta dan kapal penyeberangan meningkat. Sementara pengguna pesawat menurun drastis karena harga tiket mahal.

https://p.dw.com/p/3JnFo
BG Ramadan 2019 Indonesien
Foto: Reuters/Antara Foto/Rivan Awal Lingga

Menurut catatan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sejak Kamis (30/05) sebanyak 359.000 kendaraan asal Jabodetabek telah melewati tol di wilayah Jawa Tengah. Puncak arus mudik jalur darat terjadi pada hari Sabtu (01/06) lalu. "Terlihat kepadatan saat itu (01/06). Dari 644 kamera pengintai yang tergelar di seluruh Indonesia dengan sebagian besar di Pulau Jawa, memang kebanyakan pemudik baru berangkat hari Sabtu," kata Kepala Posko Operasi Ketupat 2019 Korlantas Polri, Kombes (Pol) Bakharuddin Muhammad Syah, seperti dikutip dari kompas.com.

Korlantas Polri bekerja sama dengan pihak pengelola jalan tol menerapkan dua rekayasa lalu lintas yang terbilang sangat panjang. yaitu contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek di KM 29 sampai KM 70, terhubung langsung dengan one way di KM 70 Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama sampai KM 414 GT Kalikangkung. "Korlantas Polri terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang biasa mengelola jalan tol. Sampai sekarang semua bisa berjalan lancar dan aman menggunakan dua rekayasa lalu lintas," kata Bakharuddin.

Pengguna kereta dan penyeberangan laut meningkat

Laporan dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) hingga Hari Senin (03/06) kemarin terdapat 556.727 orang pemudik yang menyebrang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera. Selain itu sebanyak 52.291 unit kendaraan roda dua dan 68.599 unit kendaraan roda empat ke atas juga sudah menyeberang ke Pulau Sumatera. "Jika melihat data, tren mudik dari Jawa ke Sumatera tahun ini masih mengalami kenaikan. Mahalnya harga tiket pesawat mendorong masyarakat untuk menggunakan moda transportasi darat, termasuk penyeberangan. Lebaran tahun ini, pengguna jasa mulai mengatur dengan baik jadwal keberangkatan di waktu awal sehingga puncak arus mudik lebih merata," kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, kepada wartaekonomi.co.id.

Penumpang kereta api pada arus mudik tahun ini juga meningkat. "Tahun lalu secara realisasi ada sekitar 915.000 pemudik sepanjang 22 hari masa mudik. Tahun ini mungkin bisa mencapai 997.000-an," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa. PT KAI bekerja sama dengan TNI dan Polri melakukan pengamanan gabungan di Stasiun Gambir dan Stasiun Senen. Hal ini untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pemudik.

Pajak buat tiket pesawat mahal

Sementara itu penurunan jumlah penumpang terjadi pada moda transportasi udara. Data dari SIASATI Kemenhub pemudik angkutan udara dari mulai H-7 sampai H-3 berjumlah 1,2 juta penumpang. Jumlah ini turun 30,71 persen dibandingkan dengan tahun 2018. Hal tersebut disebabkan karena mahalnya harga tiket pesawat. "Ada beberapa hal yang menyebabkan harga tiket pesawat tujuan domestik kita mahal, karena dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen. Mulai dari penjualan tiket penerbangan, pembelian bahan bakar pesawat udara, pembelian suku cadang, landing fee, biaya navigasi, biaya garbarata, dan biaya ground handling," kata Bagas Adhadirga, CEO Asia Aero Technology, dikutip dari laman tribunnews.com. PPN di semua komponen dan proses jasa penerbangan yang dikenakan oleh pemerintah tersebutlah yang membuat maskapai menaruh harga mahal untuk tiket pesawat. 

yp/hp (kompas.com, wartaekonomi.co.id, tribunnews.com)