1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Saudi Tidak Tergantung Jerman Soal Senjata

24 Februari 2018

Arab Saudi tidak tergantung pada Jerman untuk peroleh senjata. Demikian Menlu Arab Saudi Adel al Jubair. Pernyataan diberikan, setelah Jerman blokir ekspor senjata berikutnya ke negara-negara yang terlibat perang Yaman.

https://p.dw.com/p/2tGFw
Deutschland Münchner Sicherheitskonferenz 2017
Foto: Reuters/M. Rehle

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al Jubair menyatakan keputusan yang diambil pemerintahan koalisi Jerman "aneh". Itu dikatakannya dalam wawancara dengan kantor berita DPA. Pemerintah koalisi Jerman menyatakan sepakat untuk tidak mengeluarkan ijin lagi bagi pemasokan senjata ke negara-negara yang terlibat perang di Yaman.

"Kami tidak perlu senjata kalian. Kami akan membeli dari tempat lain," kata al Jubair.

Saudi Arabia memimpin aliansi sembilan negara yang memerangi pemberontak Houthi yang disokong Iran di Yaman, sejak 2015. Perang sudah menyebabkan ribuan orang tewas, dan sekitar 3 juta warga Yaman terpaksa meninggalkan kampung halaman. Demikian dinyatakan PBB.

Kesepakatan yang dicapai pemerintahan koalisi Jerman masih harus disetujui anggota Partai Sosial Demokrat (SPD).

Arab Saudi adalah salah satu konsumen terbesar ekspor senjata Jerman. Namun al Jubair mengatakan, "Kami tidak akan menempatkan diri pada posisi, di mana kami menjadi boneka mainan" dalam politik dalam negeri Jerman. "Kalau Jerman menghadapi masalah dalam penjualan senjata di Arab Saudi, kami tidak mau menekan Jerman," demikian ditambahkan al Jubair.

Hubungan Jerman dan Arab Saudi mulai menegang setelah Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menuduh Arab Saudi ibaratnya "berpetualang" dalam konflik Timur Tengah.

Perang di Yaman bisa dibenarkan

Tahun 2017, Arab Saudi berada di posisi ke enam dalam daftar ekspor senjata Jerman, dan nilainya €255 juta (atau $314 juta). Ekspor yang sudah disejutui termasuk perahu patroli ynag diproduksi di galangan kapal Lürssen Jerman timur laut.

"Perang di Yaman bisa dibenarkan," demikian al Jubair. Ia mengatakan, Jerman menyuplai senjata kepada negara-negara yang bertempur melawan apa yang disebut Islamic State di Suriah dan Irak, dan melawan Taliban di Afghanistan.

Dengan keputusan Jerman untuk menghentikan pasokan senjata bagi negara yang berperang di Yaman, berarti Jerman membeda-bedakan perang yang semuanya bisa dibenarkan, demikian al Jubair. "Ini bagi saya aneh, dan tidak menambah kredibilitas pemerintah Jerman."

Resolusi PBB bagi Yaman

Al Jubair juga menyalahkan Iran yang menyokong milisi Houthi, yang menurutnya telah menyebabkan kelaparan di Yaman, menanam ranjau darat dan memblokir bantuan makanan serta air ke daerah-daerah pedesaan yang mereka kontrol. Ia juga menyatakan, milisi mendapat misil dari Iran.

Awal pekan ini, Arab Saudi menyambut baik rancangan resolusi PBB yang diberikan oleh Inggris, AS dan Perancis, yang mengutuk Iran karena tidak berhasil mencegah jatuhnya rudal balistik mereka ke tangah pemberontak Houthi. Dewan Kemanan PBB dijadwalkan untuk berunding hari Senin untuk memutuskan resolusi soal Yaman.

Arab Saudi telah berjanji akan memberikan 8,9 juta Euro untuk mengatasi epidemi kolera di Yaman, yang telah menular ke jutaan orang. Ini adalah epidemi paling buruk di jaman modern. Dan disebabkan ambruknya sistem kesehatan dan sanitasi akibat serangan militer di negara itu. Sejumlah organisasi bantuan telah menyatakan tidak bersedia menerima dana bantuan dari engara-negara yang berperang di Yaman, karena mereka juga kerap menjadi sasaran serangan.

ml/ ap (dpa, AFP)