1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Fashion Week 2016 Dibuka di Dubai

6 Oktober 2016

Dubai berambisi menjadi salah satu pusat fesyen dunia, disamping New York, London, Paris atau Milan. Untuk ketiga kalinya digelar Arab Fashion Week yang menampilkan fesyen siap pakai dari lebih 20 negara.

https://p.dw.com/p/2QxLr
New York Fashion Week Anniesa Hasibuan
Foto: picture-alliance/abaca/S. Acar

Arab Fashion Week 2016 (AFW2016) dibuka Kamis (06/07) dengan harapan mengukuhkan Dubai sebagai salah satu pusat mode.

Pihak penyelenggaranya, Arab Fashion Council (AFC) mengatakan, Arab Fashion Week di Dubai adalah satu-satunya ajang ready couture, yang merupakan campuran antara "haute couture" dan pakaian "ready-to-wear" atau yang disebut juga "pret-a-porter". "Di Milan, kami merayakan mode high-end ready-to-wear. Di Paris, kita merayakan mode high-end haute couture," kata Jacob Abrian, direktur AFC yang berpusat di Dubai.

Dia selanjutnya mengatakan, dunia Arab, " ingin menjadi inovatif" dengan menampilkan pakaian-pakaian siap pakai yang disesuaikan dengan standar haute couture.

Untuk pertama kalinya di Kawasan ini, acara lima hari itu juga akan menghadirkan koleksi dari desainer Kanada Yordania Rad Hourani, yang dikenal untuk kreasi-kreasi unisex-nya.

Fashion week akan dibuka oleh desainer perempuan dari Uni Emirat Arab, Lamya Abedin. Ada lebih dari 20 koleksi musim semi dan musim panas 2017 yang berasal dari lebih 10 negara yang akan tampil.

USA Anniesa Hasibuans Mode bei der New York Fashion Week
Hijab rancangan desainer Anniesa Hasibuan di New York Fashion Week, September 2016Foto: Imago/Pacific Press Agency

Arab Fashion Week menarik minat perempuan-perempuan Arab yang ingin berdandan modis serta pembeli-pembeli pakaian mewah dari Rusia dan China.

Arab Fashion Council didirikan tahun 2014 untuk mewakili industri fesyeb dari 22 negara anggota Liga Arab, dan siap memasukio pasar mode kelas tinggi "setelah studi pasar yang intensif", kata Jacob Abrian.

Para desainer mengikuti jejak koleksi-koleksi terbatas pakaian siap pakai dari rumah mode terkenal Roberto Cavalli dan Dolce & Gabbana, kata dia.

Juru bicara AFC Daline Eluar mengatakan, lembaga ini "bertujuan untuk memperkuat peran Uni Emirat Arab, melalui Dubai, menjadi "kota kelima dalam kancah mode internasional bersama New York, London, Paris dan Milan".

Arab Fashion Week juga ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa wilayah Arab bukan hanya "perang dan konflik" melainkan juga "kreativitas, seni dan keindahan", kata Daline Eluar.

Dubai dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang menjadi magnet bagi investor sebagai daerah tujuan wisata utama dan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia.

Indonesien Jakarta Muslim Fashion Festival
Jakarta Muslim Fashion Festival, Mei 2016Foto: picture-alliance/Pacific Press/N. Pohan

Direktur AFC Jacob Abrian mengatakan, pihaknya ingin "menjalin perdamaian melalui mode" dengan mempromosikan karyakarya desainer Arab dan menarik rumah-rumah mode Barat untuk membuka produksi di wilayah tersebut.

Pada Arab Fashion Week 2016, AFC akan mempromosikan prakarsa dari Yordania untuk mendirikan pabrik pakaian jadi yang pertama di dunia Arab, yang mampu memproduksi pakaian dengan standar internasional, kata Abrian. Prakarsa ini merupakan bagian dari upaya menyiapkan ekonomi kreatif berbasis seni daerah dan budaya dalam 10 waktu tahun.

Tapi Jacob Abrian mengakui, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk emncapai tujuan itu, karena pembeli di Arab masih sangat percaya pada desainer Barat daripada rekan-rekan Arab mereka. "Segala sesuatu yang berasal dari Paris dan dari Milan lebih dihargai," katanya.

Arab Fashion Week juga akan menampilkan busana muslim dengan merek dari Malaysia dan Indonesia. "Kami percaya bahwa busana muslim akan jadi penting dan jadi sasaran merek-merek internasional menargetkan," kata dia dan menambahkan, belanja dunia muslim untuk mode pada 2019 bisa menembus angka 500 miliar dolar AS. (Foto artikel: Hijab di New York Fashion Week 2016)

hp/ap (afp, arabfashioncouncil.com)