1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

OONI: Aplikasi Pengendus Sensor Internet

23 April 2020

App ini bantu kita bergerak bebas di internet. Jika semakin banyak pengguna menginstal app OONI, akan makin jelas, oleh siapa dan di mana sensor internet diterapkan.

https://p.dw.com/p/3bH4L
Foto simbol sensor internet
Foto: imago images / Westend61

Internet bebas bukan sebuah keniscayaan. Banyak pemerintahan tidak demokratis memblokir situs web yang tidak disukai atau mengontrol motivator online di kalangan warganya. Ketakutan bisa dilacak dan ditemukan mengerem kreativitas dan keingingan pengguna internet untuk menyuarakan aspirasinya secara bebas.

Untuk mempersulit pelacakan dari jawatan pemerintah, hacker yang kreatif mengembangakan sistem seerti Tor-Network atau mesin pencari, dengannya pengguna alias user bisa berselancar secara anonim. Agar user di negara-negara yang menerapkan sensor media punya akses bebas ke informasi yang diblokir, ada layanan seperti Psihphon atau akses via VPN.

OONI Mengungkap Sensor Internet

Akan tetapi perang melawan sensor internet ibarat permainan “petak umpet“ terus menerus. Para pengembang perangkat lunak kadang juga perlu bantuan dari pengguna, yang dibantu pengembangan program softwarenya.

Pada 21 April, Open Observatory of Network Interference (OONI) meluncurkan app OONI versi ujicoba. Aplikasi ini memungkinkan para pengguna menemukan beragam bentuk sensor internet. Disamping itu sekaligus juga mengontrol kecepatan jaringan serta dayanya dan daya streaming video.

“Targetnya, mengungkap pemblokiran situs web global,“ ujar Oliver Linow pakar IT DW.  “Sebelumnya sudah dirilis app untuk Android. Sekarang diluncurkan app untuk Windows dan Mac OS,“ tambah Linow.

Hasil pelacakan, secara otomatis dipublikasikan untuk umum oleh OONI. Jika user tidak menghendaki hal ini, mereka bisa mengubah dan menyesuaikan penyetelan app-nya. 

Alamat DW Tor Onion-Adresse
Melalui alamat berakhoiranv.onion ini, user apat mengakses Deutsche Welle dengan browser Tor secara anonim dan dapat menghindari sensor.

Publikasi untuk berikan tekanan politik

Pengembang OONI hendak menghimpun sebanyak mungkin data sensor internet dan mempublikasikannnya, dengan harapan dapat menimbulkan tekanan politik.

Konkretnya, app menguji apakah ada pihak yang memblokir akses ke situs web atau media sosial seperti WhatsApp, Facebook Messenger dan Telegram. Hal yang sama dilacak OONI di Tor Network dan Psiphon.

App mengenali lebih jauh, apakah penyedia jasa telekomunikasi atau pemerintah memasang apa yang disebut “Middleboxes“. Ini adalah mekanisme yang mengontrol lalu lintas internet. Middleboxes juga menjadi salah satu alat terpenting untuk sensor internet untuk melacak, situs web apa yang diblokir.

OONI-App selain versi bahasa Inggris juga diluncurkan dalam bahasa Cina, Rusia, Prancis, Turki, Thai, Italia, Katalan Yunani, Slowak, Portugis dan Jerman.

Makin banyak peserta dampaknya makin besar

"Setiap orang bisa mengunduh app ini dan dengan itu mengoperasikan pemindainya. App kemudian akan mengecek, apakah dari setiap CPU perangkat, penyedia layanan jasa bisa diakses,“ ujar pakar IT DW Linow. Artinya, OONI perlu sebanyak mungkin relawan yang ikut serta. “Datanya akan dihimpun dan dianalisis oleh OONI,”  tegasnya.

Mereka yang mengoperasikan situs web dan memiliki praduga diblokir oleh seseorang atau instansi, bisa meregistrasikan situsnya di OONI. App akan mengecek, apakah dugaan ini benar atau tidak. “Ada daftar panjang yang akan dianalisa oleh app. Jika orang masuk ke web dengan URL yang mereka minta di manapun, ini juga akan dikontrol,“ kata Linow.

Walau begitu, para user pada dasarnya juga harus waspada. Pemakaian app itu tidak 100% bebas risiko. Kemungkinan rejim diktator juga bereaski terhadap app ini dengan tindakan represi atau bahkan pemenjaraan. (as/yf)

Fabian Schmidt
Fabian Schmidt Editor redaksi sains yang berfokus pada teknologi dan inovasi.