1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280510 Ölpest Bohrloch

28 Mei 2010

Upaya pertama BP untuk menutup lubang pengeboran minyak di dasar laut yang bocor, dinyatakan sebagai gagal. Untuk menghentikan semburan minyak, perusahaan itu melancarkan operasi "Top Kill".

https://p.dw.com/p/Nbio
Foto video yang dikeluarkan BP memperlihatkan peralatan yang dipakai dalam operasi Top KillFoto: AP

Tidak ada yang diberitahu oleh BP, termasuk presiden Amerika Serikat. Sementara rakyat AS mengira bahwa perusahaan minyak itu masih berupaya keras menutup lubang pengeboran di dasar laut dengan lumpur, agar semburan minyaknya berhenti. Dan dinas penjaga pantai AS melaporkan keberhasilan pertama, perusahaan itu ternyata telah menghentikan upayanya menutup kebocoran minyak.

Doug Suttles, pemimpin operasi darurat BP menjelaskan kepada kantor berita CNN, bahwa aksi itu, Kamis (27/05), dihentikan dua kali untuk 16 jam. Kemudian ia menambahkan, situasinya sangat dinamis dan konsentrasi BP tertuju penuh ke operasi itu. Sehingga tidak ada kesempatan untuk mengadakan konferensi pers. Namun, proyek yang disebut "Top Kill“ itu sama sekali tidak gagal, demikian papar Doug Suttles.

"Aksi itu sudah mulai dilancarkan lagi dan kemungkinan akan diteruskan untuk satu hari. Disamping menggunakan lumpur untuk menekan minyak agar tidak keluar, ban mobil bekas dan bola golf akan dimasukkan ke lubang, kemudian ditutup dengan semen. Semua itu seperti permainan roller coaster," tutur Doug Suttles.

Namun berita yang diterima oleh rakyat AS adalah berita buruk, bahwa minyak masih mengalir deras dari lubang pengeboran. Dan itu, jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan oleh BP dan pemerintah AS sebelumnya. Bukan 800.000 liter, akan tetapi sedikitnya 1,9 juta liter minyak mengalir setiap hari di Teluk Meksiko, sejak lima pekan terakhir. Demikian perhitungan jawatan geologi pemerintah AS.

Presiden Barack Obama menyebut peristiwa ini sebagai malapetaka perminyakan terburuk dalam sejarah AS. Ia meladeni wartawan dan berusaha menjelaskan kritikan terhadapnya, bahwa ia kurang menganggap serius pencemaran minyak di Teluk Meksiko.

"Ini yang saya pikirkan pertama setelah bangun dan yang terakhir sebelum tidur,“ demikian Obama menekankan. Ia memikirkan bencana minyak siang dan malam. Pagi hari saat cukuran, anak putrinya menanyakannya, apakah lubangnya berhasil ditutup. Presiden Obama hanya dapat menjawab pertanyaan itu dengan "tidak“.

Padahal Obama ingin mendemonstrasikan, meskipun ia tidak dapat menyulap, ia setidaknya dapat mengatasi situasi krisis. Itupun tidak nampak.

Setelah Presiden Obama kembali mengritik kantor pemerintah urusan pemboran laut dan menyebutnya sebagai korup, seorang wartawan menanyakannya, apakah kepala kantornya dipecat atau ia mengundurkan diri?

Obama terpaksa mengaku, bahwa ia tidak mengetahui keterangan yang lebih rinci mengenainya dan stafnya juga tidak ada komunikasi dengan insinyur-inysinyur BP di Houston. Seandainya ada, presiden sudah diberitahu BP mengenai rencananya untuk menghentikan operasi menutup lubang pengeboran yang bocor.

Tetapi, mungkin dalam kunjungannya ke Louisiana nanti Obama akan menjelaskan kepada para nelayan, mengapa sampai sekarang ia hanya mengandalkan BP dalam mengatasi pencemaran minyak ini.

Ralph Sina/Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan