1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Human Papillomavirus HPV Picu Kanker Prostat

Gudrun Heise
15 Juli 2020

Peneliti di Australia menemukan kaitan sebab akibat antara kanker prostat dengan infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini biasanya diasosiasikan dengan kanker leher rahim.

https://p.dw.com/p/3fISe
Humane Papillomviren HPV
Citra mikroskop Human Papillomavirus HPV yang sering diasosiasikan sebagai penyebab kasus kanker leher rahimFoto: Imago/Science Photo Library

Infeksi human papillomavirus (HPV) bisa secara langsung atau tidak langsung, bisa memicu berkembangnya tumor ganas pada prostat. Ilmuwan Australia Professor James Lawson dan Dr. Wendy Glenn dari University of New South Wales Australia mengatakan, ada indikasi kemungkinan kaitan antara HPV dan kanker prostat itu setelah mengkaji 26 hasil penelitian.

HPV risiko tinggi dari tipe 16 dan 18, terindikasi pada semua tipe jaringan prostat, normal maupun sehat, jinak atau ganas. HPV tipe 16 dan 18 dikenal bertanggung jawab pada sebagian besar kanker rahim. Lawson dan Glenn menyebutkan, tipe HPV risiko tinggi lebih sering terlacak pada kanker prostat, dibanding pada jaringan sehat atau tumor jinak.

"Walaupun HPV merupakan satu dari sejumlah patogen yang kami indikasikan eksis pada kanker prostat, akan tetapi virus ini satu-satunya patogen infeksi yang dapat kita cegah lewat vaksinasi. Jadi mengapa ini membuatnya penting, untuk mengkaji bukti kemungkinan kaitan peranan HVP dalam kanker protat“, ujar Lawson.

Kedua peneliti ini sebelumnya berhasil menemukan bukti virus Epstein Barr pada kanker prostat ganas. Lawson dan Glenn mempublikasikan hasil penelitian terbarunya pada jurnal ilmiah “Infectious Agents and Cancer.“

Infeksi HPV sangat mudah terjadi

HPV biasanya lebih banyak dikaitkan dengan kanker leher rahim pada perempuan. Tapi remaja pria juga bisa terinfeksi dan menularkan kepada pasangannya, karena HPV adalah infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual. 

Virus bahkan bisa ditularkan lewat oral sex. Jika menginfeksi jaringan dalam mulut, HPV juga bisa memicu kanker di mulut. Orang bahkan bisa terinfeksi tanpa melakukan hubungan seksual, misalnya lewat permukaan yang terkontaminasi. Hal itu bisa terjadi di sauna. 

Feigwarze durch HPV
Ilustrasi: Munculnya semacam kutil di alat kelamin, baik pria maupun wanita, yang disebabkan infeksi HPV Foto: picture-alliance/BSIP/Jacopin

HPV sangat menular, tapi tidak semua tipe virus berbahaya. Kebanyakan virus ini muncul di sekitar kemaluan atau anus. Mula-mula muncul semacam kutil yang terus berkembang dan membesar. Sejauh ini ada sekitar 200 jenis virus papilloma yang sudah dikenali.

Vaksinasi sebagai perlindungan

Untuk melindungi diri dari HPV, tiap negara punya kebijakan berbeda. Di Jerman sejak 10 tahun terakhir komite vaksinasi nasional menyarankan anak perempuan antara usia 9 sampai 14 mendapat vaksinasi anti HPV. “Secara medis, vaksinasi HPV pada anak perempuan dan lelaki adalah cara utama untuk mencegah kanker rahim“, kata Prof. Michael Muders dari University Hospital Bonn.

Vaksinasi itu juga bisa melindungi dari serangan sel pemicu karsinoma sel skuamosa di kawasan telinga, hidung dan tenggorokan yang juga bisa memicu kanker kulit. Orang yang terinfeksi HPV seringkali tidak menunjukkan gejala terlihat nyata. Ini membuat penyakitnya sulit dideteksi.

Vaksin sangat efektif melawan dua jenis virus yang risikonya paling tinggi memicu kanker, yakni HPV16 dan HPV 18. Penelitian menunjukkan, vaksinasi bisa melindungi dari tumor atau gejala tumor dengan efektivitas hingga 95%. “Vaksinasi pencegahan bisa mereduksi risiko infeksi HPV, ujar Prof. Peter Hammerer, direktur bagian urologi di Klinkum Braunschweig.

Satu-satunya dampak sampingan yang dikenal dari vaksin HPV adalah kemungkinan bengkak di lokasi suntikan, sama seperti jika disuntuk vaksin lainnya. Sebuah efek yang tidak ada artinya, dibandingkan keuntungan besar mendapat perlindungan dari infeksi HPV dan kemungkinan kanker.

Perlu riset lebih lanjut

Menanggapi hasil penelitian terbaru dari Australia, Prof. Peter Hammerer menyebutkan, perlu penelitian lebih lanjut. “Ada sejumlah publikasi ilmiah dari sejak tahun 2005, yang menunjukkan asosiasi HPV dengan terbentuknya kanker prostat. Tapi semua itu hanya riset asosiasi. Sejauh ini belum ada bukti ilmiahnya“, papar pakar urologi dari Jerman itu.

Prof. Michael Muders dari University Hospital Bonn menyebutkan, sejauh ini juga belum dilakukan riset penting menyangkut pengaruh HPV pada munculnya kanker prostat. Termasuk riset menggunakan kultur jaringan sel dan tes pada hewan. “Dalam riset semacam itu, akan dikonfirmasi asosiasi antara HPV dan transformasi kelenjar prostat menjadi kanker ganas. Ini tidak akan memberi ruang bagi keraguan“, pungkas Muders.      


Gudrun Heise (as/pkp)