1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Yang Diungkap Hembusan Nafas?

21 Agustus 2017

Ilmuwan ingin menganalisa penyakit dari hembusan nafas seseorang. Untuk itu mereka menggunakan alat analisa yang sangat sensitif, yang menyingkap jejak gas.

https://p.dw.com/p/2iY2u
Spray gegen Mundgeruch
Foto: Fotolia/Nick Freund

Lewat nafas, bisa mendiagnosa penyakit: Itulah target dua peneliti Zurich ini. Bersama timnya mereka mengetes ratusan responden, molekul mana pada penyakit apa, yang muncul lewat hembusan nafas. Jika itu berhasil, maka akan jadi revolusi dalam diagnosa.

Malcolm Kohler, spesialis paru, dari Rumah Sakit Universitas Zurich menjelaskan, "Bayangkan, Anda datang ke rumah sakit sebagai pasien, meniupkan nafas Anda ke dalam mesin dan saya dapat mendiagnosa dalam hitungan menit, tanpa perlu ambil darah atau urin: jenis penyakit yang Anda derita. Ini membantu kami dan juga pasien. Jauh lebih nyaman."

Di Kantonsspital Olten, ada percobaan pertama dengan alat analisa tersebut. Tapi diagnosis akhirnya masih jauh dari harapan. Yang disebut NO-test ini hanya menunjukkan indikasi awal.

Pemeriksaan lanjutan masih diperlukan

Marc Maurer, spesialis paru, Kantonsspital Olten memaparkan, "Ini perangkat yang kami miliki. Dengan ini dapat diamati peradangan bronkial. Kami dapat menyimpulkan apa penyebabnya, dan kami tahu arah pemeriksaan. Kesulitannya: kami tidak dapat membuat diagnosa. Kami masih harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memahami penyebab masalah. "

Peneliti di Zurich berharap bisa menemukan cara lain yang tepat. Spektrometer massa yang sangat sensitif dapat mendeteksi masing-masing unsur dalam hembusan nafas, dengan presisi tinggi. Ini teknologi tinggi dalam bidang medis.

What exhalations reveal about disease

Renato Zenobi, ahli kimia, Swiss Federal Institute of Technology (ETH) Zurich memberi penjelasan tentang spektrometer massa: "Mesin mengukur berat molekul. Ini adalah ukuran inti yang sangat penting. Terutama molekul yang dihembuskan. Kami dapat menentukan berat molekul dengan presisi tinggi, hingga kami mengenali ribuan zat dalam hembusan nafas."

Pola unsur ini bisa menjadi semacam sidik jari untuk banyak penyakit. Dan para peneliti mampu menemukan penyebab satu penyakit : yakni apnea tidur. Sejauh ini, penyakit  hanya bisa terdeteksi di laboratorium tidur yang mahal.

Sepktrometer massa masih jauh dari target

Spesialis paru-paru, Malcolm Kohler mengatakan, "Ini contoh yang telah kami publikasikan: sebelum terapi - dan setelah terapi. Terlihat molekul, yaitu unsur pentenal, konsentrasinya meningkat dalam hembusan nafas. Ini petunjuk perubahan, jika terapi dihentikan."

Para peneliti kini juga bisa mendeteksi penyakit lainnya dengan spektrometer massa. Namun tetap masih jauh dari target mereka, yaitu mendiagnosa kanker paru-paru lewat hembusan nafas. "Semua orang ingin mendiagnosa kanker paru-paru lewat nafas. Kami sekarang berfokus pada isu-isu sederhana yang pengalamannya sudah kami miliki. Penelitian dilakukan dalam langkah-langkah kecil, tetapi Anda harus memiliki visi. Dan visi kami adalah untuk dapat mendiagnosa kanker paru-paru lewat nafas." Demikian Kohler.

Hasil yang bisa dicapai sekarang adalah diagnosa penyakit paru-paru sederhana. Kini dengan, para peneliti ingin membuat terobosan diagnostik lewat pernafasan.

Penulis: Matthias Probst (ap/as)