1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa kata user DW tentang Reformasi?

22 Mei 2013

Indonesia, sebuah republik yang masih sibuk mencari identitas dan bergulat tentang makna kemajuan. Apa yang kita dapatkan setelah lima belas tahun menghirup kebebasan? Berikut tanggapan user DW.

https://p.dw.com/p/18bqm
Gambar simbol Reformasi
Gambar simbol ReformasiFoto: picture-alliance/dpa

Cahya Ami: Reformasi tidak ada bedanya dengan zaman orde baru, karena tikus-tikus lama mengembang biakan tikus-tikus baru, karena biar tidak tergusur oleh perpindahan kekusaan

Nur Hidayahtullah: Reformasi itu niatnya baik. Tapi kalau orang masih korupsi, ya sama juga seperti jaman orde baru.

Widi Arri Sandi: Harusnya pola yang terformat kembali, mendasari reformasi. Tetapi dengan turunnya IQ demokrasi, reformasi menjadi suatu hal yg keterlaluan. Seolah lepas dari aturan reformasi itu sendiri, 15 tahun menjadi era kebablasan.

Ariadi Darsowiyono: manis di bibir, kehancuran tindakan: penegakan hukum lemah, korupsi merajalela, petani semakin terpinggirkan, hutan hancur, banjir di mana-mana, politis menghalalkan segala cara, semakin banyak manusia berhati iblis, manusia makan manusia, pembunuhan sadis...cukup saya lelah menulisnya.

Shi'o Jum'at Keliwon: Reformasi? akibatnya REPOT NASI, SBY: Sudah Bikin YudoNYOWO otonomi yg bikin repot juga

Teguh Hardiyanto: 1. kebebasan informasi dan berpendapat lebih terjamin. 2. pelanggaran ham semakin parah. 3. korupsi merajalela. 4. ekonomi smakin mencekik rakyat kecil. 5. 80%kebutuhan pokok malah import. 6. kalau ada yg menghibur....itu karena kita sekarang bisa fb,twitter dll itupun dari LN.

HudaAura TrueBlue Yami: Indonesia memang semakin maju, tapi maju kedalam kehancuran.

Clark Pal: Indonesia sedang mengalami perbaikan perbaikan skala mikro,

Wong Wong: Indonesia masih payah. Banyak masyarakat kecil yg punya SDM tapi tidak diberdayakan. Sementara SDA banyak yg dikelola pihak asing. Kelihatan pemerintah lebih memihak Asing daripada rakyat sendiri.

Ramos Baelah: SDA indonesia dikuasai asing semua, cuma dapat fee 1% plus pajak...jelas melanggar UUD'45. Menilik ke belakang, korupsi sekarang jauh lebih parah dan terbuka dibandingkan zaman ORBA dan ORLA.

Asrizal Chawaieex Ambo: Indonesia?para petingginya masih suka korupsi. Malah ada pembela lagi.

Kaswan Heryanto: amburadul

Maha DeWacky: kebebasan jadi kebablasan

Aji EsKa: perubahan… namun perubahan tak bisa dibatasi oleh waktu tertentu....

Thuprek Cah DU: Reformasi tapi kebablasan...

Adrian Permana: Masih sama seperti dulu belum ada perubahan.Negara ini masih tertinggal dengan kemajuan dan kesenjangan sosial.

Roy Larope: Republik bingung. Mau ikut barat atau timur.

Pipienk Quina: Terlalu dekat dengan persoalan membuat kita sulit mematut diri. Kita melihat diri kita yang semakin buruk, sementara dunia melihat Indonesia yang semakin maju. Tapi memang tidak bisa dipungkiri masih banyak masalah yang harus kita selesaikan bersama.

Odiseus Adonis: Kebebasan tanpa pembebasan! Mengeluh saja tidak cukup, mari berbareng bergerak.

Nugie Satya: Kebebasan? Di Indonesia untuk kebebasan harus cari sendiri… pentingkan diri sendiri…. Miris!

Syaidiel Imroen: Kebebasan? Menurut saya tidak ada yang Indonesia dapatkan Memang bebas dari penjajahan militer, tapi kini dijajah lagi negra luar melalui produk import .

Andi Agustino: bebasnya disalahartikan. Dikira bebas itu sebebasbebasnya. Reformasi kebablasan!

Eddy Setiawan: Sesuai namanya, maksudnya 'membentuk kembali', tetapi karena belum tahu bagaimana 'bentuk aslinya' yang sebenarnya, makanya perubahan-perubahan yang dilakukan tidak jelas mau ke arah mana yang sebenarnya, yang terasa, kok malah 'gak enak' dari sebelumnya, padahal maksud utamanya melakukann reformasi agar bisa 'lebih enak'.

Andı Hıkmah Panggola: Reforması!! lebıh baık reforması dırı sndrı drıpada reforması pemerıntahan ataupun sıstematık atau apalah namanya.karena dırı kıta pun belum tentu benar.