1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anies-Sandi Resmi Pimpin DKI Jakarta

16 Oktober 2017

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/10).

https://p.dw.com/p/2lthZ
Indonesien Jakarta Anies Baswedan und Sandiaga Uno als Gouverneure eingeführt
Foto: Reuters/Beawiharta

Dikutip dari Antara, Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak tampak hadir dalam upacara pelantikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno.

Beberapa tokoh politik nasional ikut menghadiri  upacara pelantikan Anies-Sandi, di antaranya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, mantan pesaing Anies-Sandi di kursi gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono, serta Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang. Selain itu tampak juga hadir, para menteri Kabinet Kerja. Demikian dilansir dari Antara. 

Anies pernah berada di ruangan Istana ini dimana ia dilantik sekarang, ketika dulu ia dilantik menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan pada kabinet pertama Jokowi, pada 2014. Jabatan menteri Anies Baswedan lalu digantikan oleh Muhadjir Effendy yang diangkat menjadi  Mendikbud Juli tahun lalu. Sementara Sandiaga Uno berlatarbelakang pengusaha yang   dalam pemilu presiden 2014 bersebrangan dengan kubu Jokowi-JK.

Anies pernah berdiri di ruangan di mana dia dilantik hari ini, saat dia dilantik menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan pada kabinet pertama Jokowi, pada 2014.

Anies dan Sandi kini sudah resmi menjadi pemimpin baru DKI Jakarta. Sebagai Ibukota, tentunya banyak program pemerintah daerah  DKI Jakarta yang bersinergi dengan pemerintahan pusat.

Akankah Jakarta lebih Islami?

Anies Baswedan menghadapi kritik setelah memenangkan pemilihan April lalu dengan dukungan kelompok-kelompok Islam yang selama berbulan-bulan menentang lawan Anies  dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama, - yang mereka tuduh penghujatan agama.

"Kami akan memastikan bahwa gubernur jakarta akan menjadi gubernur kita semua, dari mereka yang memilih kita dan tidak," kata Baswedan yang mengenakan seragam putih setelah upacara pelantikan.

Kelompok seperti Front Pembela Islam garis keras (FPI) berharap bahwa Baswedan akan mendorong "gaya hidup Islami"  di kota berpenduduk lebih dari 10 juta orang ini.

Novel Bamukmin, ketua FPI Jakarta, mengatakan kelompoknya akan "mendorong" administrasi Baswedan untuk secara bertahap menutup bar dan klub di sebuah kota yang terkenal dengan kehidupan malam karena menurutnya "tidak bermoral dan ... bukan budaya Islam".

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut akan memulai dengan meminta pembatalan perayaan Tahun Baru, dimana  ribuan warga biasanya  berduyun-duyun ke jalan, konser dan pertunjukan teater tradisional yang didanai oleh kota.

Sandiaga Uno, wakil Baswedan, sebelumnya mengatakan pemerintahannya akan mempertimbangkan untuk mendirikan  tempat hiburan yang sesuai dengan syariah mirip dengan yang ada di Dubai.

Bagaimana harapan warga?

"Harapannya adalah agar Jakarta terus maju,lebih bersih dan orang miskin mendapat bantuan, "kata Wisnu, seorang warga DKI berusia 42 tahun. "Saya tidak merasa Anies-Sandi perlu membayar kembali kelompok (Islam) dengan cara apapun, " katanya lebih lanjut.

FPI memimpin demonstrasi massa menjelang pemilihan gubernur lalu dan mendesak masyarakat untuk memilih kandidat Muslim. Setelah jalani peradilan dan kalah dalam pemilihan gubernur di putaran kedua, Ahok dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada bulan Mei lalu, yang secara internasional dikutuk sebagai putusan tidak adil.

Baswedan dan Uno didukung oleh partai oposisi utama Gerindra. "Jakarta berfungsi sebagai barometer politik nasional," kata Arief Poyuono dari Gerindra. "Karena memang penting bahwa Gerindra telah mengambil alih kendali Jakarta ... untuk bisa menang dalam pemilihan umum dan presiden tahun 2019. " Demikian dikutip dari Reuters.

Pertempuran gubernur Jakarta secara luas dipandang sebagai prediksi untuk pemilihan presiden 2019. Ketua Gerindra Prabowo Subianto diperkirakan  mencalonkan diri lagi menjadi presiden melawan Joko Widodo dalam pemilu tahun 2019.

ap/yf(rtr/antara/detik)