1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Andil Eropa dalam Perlindungan Lingkungan

13 Februari 2007

Laporan PBB mengenai iklim paling baru berisi kabar buruk. Akibat buruk perubahan iklim dunia tentu saja juga dirasakan masyarakat Eropa.

https://p.dw.com/p/CTBe
Panel Surya di Desa Geesow, Uckermar, di utara negara bagian Brandenburg
Panel Surya di Desa Geesow, Uckermar, di utara negara bagian BrandenburgFoto: AP

Sejak tahun 2000, Finlandia mengadakan pekan hemat energi setiap tahunnya. Dalam pekan itu juga diselenggarakan perlombaan konsep hemat energi. Pesertanya ratusan, mulai dari perkumpulan warga lokal hingga perusahaan besar. Di antara tiga pemenang utama Lomba Konsep Hemat Energi 2006, terselip Taman Kanak-Kanak dari barat daya Finlandia.

TK Menang Lomba Hemat Energi

Suasana gembira terpancar pada Senin pagi di Taman Kanak-Kanak Yerbikotu di Littönen, sebuah desa di pinggir kota pelabuhan Turku. Di sebuah ruangan yang disebut Kamar Alam, anggota kelompok „Bendera Hijau“ tengah mengadakan pertemuan. Di dindingnya tergantung lukisan pemandangan yang dibuat salah satu anggota Bendera Hijau. Di sudut Kamar Alam terdapat akuarium besar dan di atas meja tergeletak banyak pensil warna. Lagu „Alam Sangat Penting bagi Kita“ berkumandang.

Kelompok „Bendera Hijau“ ibaratnya pabrik kecil ide dalam hal hemat energi. Siswa-siswi TK Peppi, Eelis, Oliver dan Pia serta guru TK Janita Suhonen dan Salla Tukia memikirkan tips baru dan berkoordinasi mengenai konsep hemat energi yang akan dilakukan di taman kanak-kanak tersebut. Saat itu mereka tengah membicarakan pembuatan poster untuk mengingatkan siswa baru untuk hemat energi.

Konsep Hemat Energi Anak-Anak

Anggota kelompok „Bendera Hijau“ melontarkan banyak ide, misalnya menutup pintu dan jendela saat meninggalkan ruangan, mematikan lampu ketika keluar kamar, atau menggunakan tutup panci saat memasak dan mematikan kompor setelah digunakan.

Poster-poster yang dipasang di TK tak hanya berisi pesan penghematan penggunaan lampu, pemanas, listrik atau air. Di lorong terdapat bangku panjang tempat mengumpulkan sampah layak daur ulang. Di bawah tempat duduk bangku tersebut diletakkan keranjang-keranjang penggolongan sampah kertas, karton, dan logam.

Guru TK Janita Suhonen bercerita, bahkan ketika mereka mengadakan tamasya ke hutan, secara otomatis anak-anak TK mengangkat sampah kertas dan logam yang berserakan. Menurut Janita Suhonen, istilah hemat energi sangat abstrak. Sangat sulit untuk menjelaskan pada anak-anak betapa pentingnya hemat energi. Karena itu, tamasya alam sangat penting karena mudah untuk menjelaskan di kehidupan praktis. Selain itu, para guru juga sering menggunakan boneka, karena anak-anak lebih mendengarkan boneka.

Boneka itu bernama Pete Energi. Rambutnya hitam panjang, matanya yang terbuat dari kancing, bermulut besar dan memakai celana kodok. Pete Energi tak hanya memergoki anak yang tidak melakukan penghematan energi di TK, tapi juga tiap akhir pekan Pete Energi ikut ke rumah seorang anak dan mencatat bagaimana keluarga anak tersebut menggunakan energi.

Bukan Uang, Tapi Piagam

Akhir tahun lalu Taman Kanak-Kanak Yerbikotu mendapat kabar yang tak terduga dari ibukota Finlandia, Helsinki. TK tersebut memang ikut serta dalam perlombaan pekan hemat energi dan ternyata nilai mereka cukup tinggi. Usaha mereka berhasil. Hadiahnya bukan uang, tapi wajah anak-anak TK Yerbikotu menghiasi situs Pekan Hemat Energi dan mereka mendapat piagam penghargaan. Hal yang merupakan kejutan besar, karena dua pemenang lainnya adalah perusahaan besar, kata Janita Suhonen.

Lalu, bagaimana dengan perlindungan lingkungan di negara Eropa lainnya?

Sadar Lingkungan di Jerman

Di Jerman, tua atau muda dari berbagai kalangan sadar, melindungi lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Produk ramah lingkungan seperti lampu hemat energi atau panel surya laris dibeli warga Jerman.

Menurut Profesor Udo Kuckartz, Jerman langka tokoh panutan dalam perlindungan lingkungan. Kuckartz sudah tujuh tahun mengadakan survei terhadap warga Jerman mengenai perhatian dan sikap mereka terhadap lingkungan. Menurut Kuckartz, politisi, lembaga, tokoh publik sebenarnya dapat menjadi tokoh panutan warga.

Kuckartz mengamati, warga Jerman siap melakukan lebih, tapi warga kurang informasi. Seringnya pertanyaan yang terlontar adalah „saya ingin tahu“ atau „saya ingin sekali informasi tentang…“. Kuckartz menambahkan, media juga tidak terlalu banyak mempublikasikan pengetahuan semacam itu.

Listrik Hijau

Potensi tersebut harus diperhatikan. Misalnya 50 persen warga Jerman menggunakan listrik hijau dan untuk itu mereka tahu harus membayar lebih. Listrik hijau adalah listrik yang diambil dari pembangkit energi yang dapat diperbarui seperti air atau angin.

Saat ini sekitar dua persen warga Jerman yang mendapatkan listrik dari sumber energi yang dapat diperbarui. Warga Jerman ternyata siap mengeluarkan uang lebih banyak untuk listrik ramah lingkungan daripada negara Eropa lainnya. Tak kalah, warga Malta, Inggris, Belgia, Prancis dan Finlandia juga tertarik menggunakan energi ramah lingkungan. Sementara sebagian besar warga Eropa timur dan Eropa selatan menolak kenaikan harga energi yang dapat diperbarui.