1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman Lebih Sadis dari Pemanasan Global

10 Oktober 2008

Bila sebelumnya diperkirakan air laut akan meningkat 60 cm hingga akhir abad mendatang, maka dalam penelitian terbaru menunjukan akan terjadi peningkatan 1 meter.

https://p.dw.com/p/FXuB
Pencairan gunung es akan semakin cepatFoto: AP

Peneliti Jerman memperingatkan perubahan iklim terjadi lebih parah dari perkiraan sebelumnya. Inilah penelitian dari Postdam Institut untuk kajian iklim, yang disampaikan oleh pimpinannya Hans Joachim Schellnhuber:

„Kita harus memperhitungkan hal itu dan ini dikukuhkan oleh data geologi bumi di masa lalu. Kami harus memperhitungkan kenaikan oermukaan air laut di abad ini. Itu saling terkait dengan pencairan gletser di Himalaya dan Greenland.“

Dalam waktu sepuluh tahun terakhir pencairan es terjadi dua hingga tiga kali lipat. Penyebabnya adalah partikel-partikel kecil yang dimuntahkan oleh pembangkit llistrik tenaga batu bara milik Cina. Pasalnya 20 persen dari partikel itu mengotori es Greenland dan membuatnya lebih peka terhadap panas matahari. Hal itu terbukti berasal dari sejumlah pembangkit listrik di Cina. Kembali Schellnhuber:

„Kasus ini benar-benar merupakan berdampak global. Jika permukaan es tidak begitu putih lagi, maka permukaan es itu akan kesulitan untuk memantulkan sinar matahari, memanas dan mencair lebih cepat. Hal yang sama juga terjadi pada gletser di gunung Himalaya yang saat ini mulai mencair. Celakanya pasokan air minum buat dua milyar manusia bergantung pada gletser tersebut. Hampir semua sungai-sungai di Asia bersumber dari dataran tinggi Tibet. Artinya, polusi udara berperan besar dalam mempercepat perubahan iklim.”

Perubahan iklim, menurut Schelnhuber, hampir tidak dapat dicegah lagi. Satu-satunya solusi adalah investasi besar-besaran pada teknologi baru, yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida di udara, tandas Professor Gernot Klepper dari Institut Ekonomi Global di Kiel:

„Bayangkan saja, jika seluruh dunia menggunakan teknologi energi milik Jerman, maka kita akan mampu mengurangi separuh emisi karbon di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan besar, karena Jerman memimpin di bidang ini, dan juga teknologi yang ramah lingkungan. Saya pikir, kebijakan politik soal iklim jangka pendek harus bertopang pada teknologi baru.“

Untuk itu semua pihak terkait dan masyarakat harus terus bekerja keras memperlambat pemanasan global.(ap)