1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Amerika Serikat Kirim Lagi Senjata ke Bahrain

12 Mei 2012

Tahun lalu AS menghentikan pengiriman senjata ke Bahrain, sebagai reaksi atas penumpasan demonstrasi dengan kekerasan. Kini meskipun kerusuhan politik, AS kembali pasok senjata.

https://p.dw.com/p/14uGS
pistol lying on dollar bills Keine Weitergabe an Drittverwerter., Bei werblicher Verwendung Preis auf Anfrage
Foto: picture-alliance/beyond

Amerika Serikat menurut keterangan kementerian luar negeri di Washington, kembali mengirimkan sebagian pasokan senjata ke negara teluk Bahrain. Sebagian besar pasokan senjata ke Bahrain tahun lalu dihentikan, sehubungan aksi kekerasan berdarah negara kejaraan itu dalam mengatasi para demonstran.

Pengiriman bantuan militer itu diloloskan, karena ini penting untuk pertahanan Bahrain. Demikian disampaikan kementerian luar negeri Amerika Serikat. Di kerajaan Bahrain terdapat markas besar angkatan laut Amerika Serikat untuk kawasan Timur Tengah.

A Thursday, Oct. 15, 2009 photo released by the US Navy shows Petty Officer 3rd Class Brandon Tysinger, a member of the visit, board, search and seizure team from the guided-missile cruiser USS Anzio, searching the cargo of a vessel during a boarding. The USS Anzio has seized about four tons of hashish being transported aboard a boat off the Horn of Africa, the Navy's Fifth Fleet in Bahrain said on Tuesday, Oct. 20. 2009. (AP Photo/ US Navy, Petty Officer 1st Class Matthew Bash)
Markas besar marinir AS untuk Timur Tengah di ManamaFoto: AP

Baru Jumat (11/05) polisi Bahrain mengerahkan gas air mata dan granat kejut (stun grenade) dalam menghadapi demonstran yang kritis terhadap pemerintah. Sejak penumpasan berdarah dengan bantuan militer Arab Saudi dalam mengatasi aksi protes berminggu-minggu menentang penguasa pihak kerajaan yang berasal dari kelompok Sunni Maret 2011, situasi di Bahrain semakin tegang. Sejak beberapa pekan terakhir kembali terjadi aksi protes dan kekerasan. Puluhan orang tewas sehubungan kerusuhan di Bahrain selama ini.

DK/dpa/afp/rtr