1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Alarm Keprihatinan Dunia

Thomas Schmidt 26 September 2012

Dalam pembukaan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Sekjen PBB Ban Ki Moon menyatakan keprihatinannya atas situasi dunia saat ini.

https://p.dw.com/p/16ElT
Ban Ki-moonFoto: Getty Images

Kata demi kata dituturkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan seksama tanpa terang-terangan menunjukan otoritas: Dikatakannya, senjata atom Iran akan menjadi sebuah ancaman yang tak dapat lagi terbendung. Dan hal itu akan mengancam eksistensi Israel dan keamanan negara-negara di kawasan Teluk, ekonomi dunia dan dapat memicu konsekuensi pertarungan senjata nuklir di kawasan. Obama menegaskan ia akan terus mengutamakan jalan keluar secara diplomatik, namun waktu untuk melakukan perundingan dengan Iran harus juga ada tenggatnya, ujar Obama, “Amerika akan melakukan sesuatu untuk menghindarkan Iran dari perang nuklir.“

UN Vollversammlung Obama
Barack ObamaFoto: Reuters

Ancaman dan Perubahan

Ucapan yang disampaikan Obama, tak terlalu menunjukan ancaman tersembunyi perang senjata, namun juga tak membicarakan secara langsung mengenai serangan militer. Setengah jam pidatonya, diwarnai dengan tema perubahan situasi setelah gerakan Musim Semi Arab, namun juga diimbuhi dengan tema kerusuhan terkini di dunia Islamis. Percobaan pembunuhan terhadap Duta Besar AS, Chris Stevens di Libya, dianggapnya sebagai serangan atas Amerika, dalam gelombang protes anti-Barat. Sementara tentang kondisi di Suriah, Obama menyatakan, bahwa di masa depan seharusnya Suriah tak dipimpin lagi oleh seorang diktator, yang membantai rakyatnya sendiri.

UN Vollversammlung Obama
Sidang Umum PBBFoto: Reuters

Keprihatinan Ban Ki Moon

Sebelum Obama menyampaikan pidato, terlebih dahulu Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki Moon memberi sambutan untuk sidang umum . Dalam pidatonya, ia menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap situasi dunia saat ini. Dikatakannya, “Pada tahun ini saya harus menyalakan alarm, kemana arah masyarakat internasional ini akan di bawa.“

Ban Ki Moon menggambarkan besarnya pengeluaran dana dunia untuk persenjataan. Di sisi lain, topik yang tak kalah memprihatinkan adalah mengenai perubahan iklim. Sekjen PBB itu juga sangat mencemaskan perang saudara di Suriah. Krisis ini, menurut Ban, bukan hanya terbatas dampaknya bagi Suriah saja, melainkan menjadi bencana pula bagi tatanan regional, yang juga berpengaruh pada skala global.

Francois Hollande 67. Vollversammlung Vereinte Nationen
Francois HollandeFoto: Reuters

Usulan Perancis

Sementara itu, Presiden Perancis, mengusulkan pembentukan pemerintahan sementara oposisi. Negaranya akan segera mengakui pemerintahan sementara yang baru. Dalam pidato pertamanya di depan Majelis Umum PBB, Hollande juga menekankan perlunya reformasi penguatan Dewan Keamanan PBB, yang harus mewakili kepentingan dunia saat ini. Disebutkannya, “Oleh sebab itu Perancis mendukung perluasan Dewan Keamanan, sebagaimana yang diusulkan pula oleh Jerman, Jepang, India dan Brazil.”

Ini merupakan sebuah gagasan yang sudah bertahun-tahun lamanya diperdebatkan di PBB. Perancis merupakan salah satu dari lima negara pemegang hak veto, bersama Amerika Serikat, Rusia dan Cina. Mereka mencemaskan pengaruh kekuasaan mereka. Sehingga usulan reformasi di DK PBB tersebut nampaknya akan jauh panggang dari api.