1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes, Bandara Hong Kong Batalkan Semua Keberangkatan

12 Agustus 2019

Protes di terminal kedatangan bandara Hong Kong mendorong pihak berwenang membatalkan semua penerbangan untuk sisa hari ini. Para pemrotes berunjuk rasa menentang kebrutalan polisi pada aksi-aksi demonstrasi akhir pekan.

https://p.dw.com/p/3NlCT
Hongkong Proteste
Foto: picture-alliance/AP Photo/V. Thian

Bandar udara Hong Kong menangguhkan proses check-in untuk semua penerbangan pada hari Senin (12/8) setelah aksi protes massal tiba hari ini di terminal kedatangan.

"Selain penerbangan keberangkatan yang telah menyelesaikan proses check-in, dan penerbangan kedatangan yang sudah menuju ke Hong Kong, semua penerbangan lainnya telah dibatalkan untuk sisa hari ini," kata otoritas bandara dalam sebuah pernyataan.

Aula kedatangan dipenuhi demonstran (foto artikel) sehingga melumpuhkan proses check-in dan mengganggu aktivitas bandara. Ribuan orang datang berbondong-bondong ke bandara untuk memrotes kebrutalan polisi yang menurut mereka terjadi selama demonstrasi anti-pemerintah berlangsung pada akhir pekan.

Hongkong Protest gegen China & Auslieferungsgesetz
Satuan khusus anti hura-hara di Hong Kong dituduh bertindak brutalFoto: Reuters/I. Kato

Demonstran antara lain meneriakkan slogan bahwa polisi harus "mengembalikan mata" dari seorang pengunjuk rasa yang terluka parah oleh polisi.

Banyak orang membawa foto-foto pemrotes yang bentrok dengan polisi di akhir pekan, yang lain mengenakan tambalan simbolis di atas mata mereka. Polisi mengatakan ada sekitar lima ribu orang yang berunjuk rasa di bandara Hong Kong.

Aksi protes massal di bandara menandai hari keempat berturut-turut demonstrasi massal yang berlangsung di pusat-pusat transportasi utama Hong Kong.

Hongkong Protest gegen China & Auslieferungsgesetz
Satuan anti huru-hara terekam ketika menahan seorang demonstranFoto: Reuters/I. Kato

Para pemrotes menuntut antara lain mundurnya pemimpin pemerintah otonomi Hong Kong, Carrie Lam dan pemilihan umum demokratis untuk menentukan pengggantinya.

Organisasi hak asasi Amnesty International minggu lalu memperingatkan taktik pengepungan dan pembubaran massa yang diterapkan aparat keamanan bisa berakibat cedera fatal bagi para pengunjuk rasa.

Selama aksi protes akhir minggu, situs internet Hong Kong Free Press menayangkan rekaman penahanan seorang pengunjuk rasa yang babak belur dipukuli polisi. Pengunjuk rasa muda yang mengaku bernama Chow Ka-lok terlihat terluka di kepalanya yang bercucuran darah, dan menuntut didampingi oleh pengacara.

hp/ml