1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Air Laut Merah Segera Dialirkan ke Laut Mati

cp/hp (dpa, rtr, afp)11 Desember 2013

Israel, Palestina dan Yordania menandatangani sebuah kesepakatan bersejarah untuk melawan penciutan Laut Mati. Pakta ini menjadi bagian upaya setahun terakhir untuk mengatasi masalah air di wilayah tersebut.

https://p.dw.com/p/1AWN4
Foto: Fotolia

Ketiga negara hari Senin (10/12/13) sepakat untuk bekerjasama dalam sebuah proyek bernilai 218,3 juta Euro untuk mengalihkan air dari Laut Merah ke Laut Mati. Pakta ditandatangani di markas Bank Dunia di Washington.

Proyek menargetkan jaringan pipa sepanjang 180 kilometer yang akan mengalirkan sekitar 5,6 juta meter kubik air setiap tahun untuk didesalinasi di sebuah instalasi baru di Aqaba, pesisir Yordania. Hasil olahan air kemudian akan dikonsumsi oleh warga Yordania dan Israel yang tinggal di sekitar Aqaba.

Air garam yang tertinggal dari proses desalinasi lalu dialirkan lewat pipa ke utara menuju Laut Mati. Level air Laut Mati dilaporkan turun 1 meter setiap tahun seraya aliran Sungai Yordan telah dialihkan untuk konsumsi manusia. Tingkat permintaan bahkan dilaporkan naik hampir 20 persen dalam setahun terakhir akibat banjir pengungsi dari Suriah mencapai lebih dari setengah juta jiwa.

Kerjasama bersejarah

Sesuai kesepakatan, Israel akan meningkatkan volume penjualan air ke Otoritas Palestina sebanyak 20-30 juta meter kubik per tahun, naik dari jumlah transaksi sekarang yakni 52 juta meter kubik. Israel juga akan melepas lebih banyak air dari Danau Tiberias untuk digunakan warga Yordania.

Proyek ini diperkirakan akan selesai dalam 3 tahun mendatang, setelah 11 tahun berada dalam tahap negosiasi dan di tengah upaya Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

"Kesepakatan ini memberi secercah harapan bahwa kami dapat mengatasi lebih banyak rintangan di masa depan," ucap Sylvan Shalom, Menteri Sumber Daya Energi dan Air Israel saat penandatanganan.

"Kami menunjukkan bahwa kami dapat bekerjasama di tengah masalah politik," kata Menteri Palestina Shaddad Attili.

Namun sejumlah kelompok pecinta lingkungan menolak proyek yang dampaknya terhadap ekologi Laut Mati dinilai penuh ketidakpastian. Kekhawatiran yang dilontarkan antara lain munculnya alga baru dan deposit mineral yang dapat mengubah warna Laut Mati.

cp/hp (dpa, rtr, afp)