1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ahmadinejad dan Loyalis Khameini Saling Serang

14 Maret 2012

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, hari Rabu (14/03) menolak kritik yang dilemparkan lawan-lawannya di parlemen. Pemanggilan presiden oleh parlemen adalah yang pertama kali terjadi sejak Revolusi Iran pecah tahun 1979.

https://p.dw.com/p/14KWe
Ahmadinejad kini berseteru dengan pendukung KhameiniFoto: AP

Ahmadinejad menjadi presiden pertama sejak revolusi, yang harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan keras dari anggota kelompok garis keras di parlemen yang mengkritik kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi.

Para anggota parlemen kelompok garis keras, menyalahkan Ahmadinejad atas melambungnya harga barang di pasaran akibat keputusannya untuk mencabut subsidi makanan dan bahan bakar, sambil menuduh Ahmadinejad telah menghamburkan uang negara dengan memberikan bantuan tunai untuk orang miskin. Para ulama garis keras dari kelompok tradisional juga meragukan loyalitas presiden Ahmadinejad kepada pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei.

Khamenei, yang merupakan pemberi keputusan terakhir atas semua urusan negara dan agama, memanggil kembali Menteri Intelijen yang telah dipecat oleh Ahmadinejad. Presiden lantas mempertanyakan langkah Khameini, yang lantas mendorong kemarahan para anggota parlemen garis keras.

Pemanggilan presiden di parlemen ini merupakan pukulan lain bagi Ahmadinejad, yang faksinya baru saja dikalahkan kelompok garis keras yang beraliansi dengan kelompok Khamenei dalam pemilihan parlemen bulan ini.

Ahmadinejad, terlihat tampil percaya diri dan penuh senyum, sambil mengecilkan arti penting pemanggilan dirinya itu dengan mengatakan bahwa merupakan tugas parlemen untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah. ”Saya tidak pernah merahasiakan bahwa kebijakan saya memang berbeda dengan pendahulu saya” kata Ahmadinejad.

Para loyalis Khamenei, menuduh Ahmadinejad dan para menterinya ikut campur dalam urusan agama, yang mereka sebut telah melemahkan pemimpin tertinggi dan hukum Islam di Iran. Pendukung Khamenei marah atas kritik yang dilemparkan Ahmadinejad kepada polisi syariah, yang ingin menegakkan aturan mengenai cara berpakaian perempuan Iran, agar mengenakan tutup kepala dan baju panjang untuk menutupi bagian tubuh mereka saat berada di tempat umum.

“Yang saya maksud adalah agar memperlakukan orang dengan sikap hormat karena masalah budaya tidak bisa dipecahkan dengan paksaan,” kata Ahmadinejad. “Sejujurnya, pertanyaan yang diajukan di sini (parlemen-red) tidak begitu sulit untuk dijawab. Saya bahkan bisa membuat yang lebih baik, dan kelihatannya orang yang berada di balik pemanggilan ini tidak terlalu berpendidikan” sindir Ahmadinejad sambil menambahkan “Saya harap parlemen akan meluluskan saya dengan nilai A”.

Andy Budiman/ dpa

Editor: Hendra Pasuhuk