1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abu Sayyaf Kantongi Lebih 7 Juta Dolar AS Dari Penculikan

27 Oktober 2016

Kelompok Abu Sayyaf mengantongi setidaknya 353 juta peso, atau senilai 7,3 juta dolar AS dari aksi-aksi penculikan dalam 6 bulan pertama tahun 2016. Hal itu disebut dalam laporan keamanan Filipina.

https://p.dw.com/p/2Rmjf
Abu Sayyaf Rebellen Mitglieder
Foto: picture-alliance/dpa

Laporan gabungan intelijen militer dan kepolisian Filipina menyebutkan, kelompok Abu Sayyaf selama enam bulan pertama tahun ini berhasil meraup uang tebusan setidaknya 353 juta peso atau senilai 7,3 juta dolar AS.

Dalam laporan itu disebutkan, serbuan aparat keamanan belakangan ini sempat melemahkan kekuatan Abu Sayyaf, namun kelompok itu tetap menjadi ancaman dan mampu melancarkan aksi-aksi penculikan dan serangan teror.

Abu Sayyaf kini mengalihkan sasaran penculikan dan fokus pada kapal-kapal tunda yang berlayar melalui wilayah perairan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Laporan tersebut tidak dipublikasi, namun kantor berita AP hari Kamis (27/10) menyatakan, laporan itu diperlihatkan kepada seorang wartawannya.

Philippinen Präsident Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo DuterteFoto: Reuters/L. Daval

Selama enam bulan pertama 2016, Abu Sayyaf dilaporkan melaksanakan 32 aksi pemboman, meningkat 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Para militan diperkirakan memiliki lebih dari 400 pucuk senjata api dan berhasil melakukan sejumlah pelatihan teroris meski sedang menghadapi serangan militer terus menerus.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang mulai menjabat sejak Juni 2016, memerintahkan militer menyerang kubu-kubu persembunyian Abu Sayyaf, setelah aksi penculikan di laut marak lagi.

Duterte sekaligus menolak perundingan perdamaian yang disebutnya "kelompok teror biadab". Namun pemerintah Filipina melakukan pembicaraan dengan dua kelompok pemberontak Muslim yang lebih besar.

"Kelompok Abu Sayyaf sekarang bergeser menargetkan kapal tunda berbendera asing dan kru mereka, karena operasi militer Filipina terfokus terhadap kelompok itu," kata laporan itu. Selanjutnya disebutkan , Abu Sayyaf diperkirakan akan mengintensifkan aksi-aksi penculikan di jalur perairan sibuk di sekitar Filipina, Malaysia dan Indonesia.

Indonesien Rückkehr der freigelassenen Abu Sayyaf Geiseln
Sandera Indonesia yang dibebaskan Abu Sayyaf, Mei 2016Foto: picture-alliance/AA/D. Roszandi

Aksi penculikan kapal tunda dan banyak awak kapal dari Malaysia dan Indonesia sampai pertengahan tahun ini membuat ketiga negara di kawasan itu memulai perundingan tentang keamanan dan pengawasan jalur lautnya di kawasan perbatasan.

Aksi-aksi penculikan itu memungkinkan Abu Sayyaf mendapat cukup dana untuk membeli senjata api serta amunisi, kata laporan itu.

Diperkirakan, sebagian besar dana yang mencapai 353 juta peso adalah uang tebusan yang diterima Abu Sayyaf dari Januari sampai Juni tahun ini dari pertukaran atau pembebasan 14 sandera Indonesia dan 4 awak kapal Malaysia. Mereka diculik Abu Sayyaf dan ditahan di daerah hutan di provinsi Sulu, demikian disebutkan dalam laporan itu .

Untuk pembebasan seorang wanita Filipina yang diculik tahun lalu dengan dua orang Kanada dan Norwegia dari sebuah resor wisata mewah, para militan disebutkan mengantongi uang tebusan sampai 20 juta peso, atau senilai 413.000 dolar AS.

Infografik Abu Sayyaf Englisch
Daerah operasi kelompok militan Abu Sayyaf

Para militan memenggal kepala dua warga Kanada setelah tenggat waktu untuk membayar tebusan habis. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendesak pemerintahan untuk tidak membayar uang tebusan, karena hal itu malah bisa memicu lebih banyak aksi serupa.

Sandera Norwegia, Kjartan Sekkingstad, dibebaskan bulan lalu setelah setahun ditahan di hutan dan diancam akan dipenggal. Presiden Duterte pernah menyatakan kepada pers, dia menduga untuk pembebasan Sekkingstad dibayar uang tebusan sampai 1 juta dolar AS.

hp/rn (ap, afp)