1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

60 Tahun Kematian Mahatma Gandhi

30 Januari 2008

Ia ingin mengalahkan koloni Inggris di India dan memerdekakan bangsanya melalui integritas dan tanpa kekerasan. 60 tahun yang lalu (30/01), Mahatma Gandhi tewas ditembak.

https://p.dw.com/p/Czjv
Foto: AP

Saat Mohandas Karamchad Gandhi berada di Afrika Selatan tahun 1893, ia berpegang pada hak dan hukum, seperti yang ia pelajari di London-Inggris. Namun, pengacara muda ini harus berhadapan dengan masyarakat setempat yang memiliki pandangan berbeda. Pendatang dari India didiskriminasi oleh hukum koloni Inggris. Ahli sejarah Gita Dharampal-Frick dari Universitas Heidelberg di Jerman menceritakan, Gandhi menyerukan kepada warga yang senasib dengannya untuk melakukan aksi protes secara damai.

„Ia menghargai integritas setiap manusia. Ia juga menyebutnya sebagai kebenaran untuk menjalankan hidup yang harmonis dengan lingkungan, dengan sesama manusia, dan agar politik mendukung cara menjalani hidup semacam ini.”

Satyagraha, demikian istilah yang dipakai oleh Gandhi. Ia menghubungkannya dengan ajaran India kuno Ahimsa yang menentang kekerasan. Pengalaman pahit Gandhi di Afrika Selatan mengubahnya menjadi seorang aktivis yang melawan diskriminasi terhadap orang India. 20 tahun kemudian ia kembali ke India. Tanpa ragu, ia mengambil alih kepemimpinan kongres nasional India yang semenjak beberapa tahun menuntut kemerdekaan India.

“Tahun 1915, India berada dalam kondisi yang menyedihkan. Kongres nasional India hingga tahun 1915 hanyalah klub debat. 1920, Gandhi mengubahnya menjadi gerakan rakyat. Melalui inspirasi dan dukungan Gandhi, kongres nasional ini berubah menjadi partai rakyat.“

Banyak diantara rakyat yang tertekan di India menganggap Gandhi sebagai simbol kekebasan dan perlawanan. Radha Bhatt pimpinan Gandhi Peace Foundation di Delhi mengatakan falsafah yang dianut Gandhi memberikan mereka rasa percaya diri.

„Dulu warga India tidak setegar dan seberani sekarang. Tetapi ajaran Satyagraha membuat mereka tidak mengenal rasa takut. Mereka tahu, kami berjuang, tetapi kami tidak berjuang dengan senjata melainkan dengan Satyagraha. Ini berarti ‚kebenaran’. Mereka begitu mempercayai prinsip kebenaran, sehingga mereka tidak takut dan tidak peduli bahwa melalui Satyagraha mereka juga bisa kehilangan nyawa mereka.“

15 Agustus 1947 Gandhi mencapai tujuannya. India merdeka. Walau pun menurut Bhatt, ini juga bisa berarti kegagalan bagi Gandhi.

„Ia ingin membentuk India sesuai dengan impiannya. Dan gagasannya sesuai dengan keinginan masyarakat India. Namun, konsepnya tentang bagaimana India seharusnya berkembang, sangat berbeda dengan apa yang kemudian terjadi, setelah India merdeka.“

India yang merdeka terpecah menjadi India yang mayoritas warganya Hindu dan Pakistan yang Islam. Dalam aksi kekerasan ribuan orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal mereka. Gandhi hanya menikmati kemerdekaan India selama beberapa bulan. Awal 1948, ia ditembak mati seorang Hindu fanatik. (vl)