1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

25 Orang Ditangkap Pasca Serangan Teror di Mesir

3 Januari 2011

Pemerintah Mesir mencurigai dalang serangan malam tahun baru berada di luar negeri. Saat itu tepat di muka gereja koptik, sebuah bom bunuh diri meledak dan setidaknya menewaskan 21 orang.

https://p.dw.com/p/zt3D
Protes berkecamuk pasca bomFoto: picture alliance/dpa

Sejak serangan teror pada malam tahun baru di depan sebuah gereja Koptik di Alexandria Mesir, ratusan warga Kristen melancarkan protes terhadap pemerintah. Hingga larut malam, warga Mesir di kota Alexandria, Kairo dan Assiut berada di jalanan: "Kami korbankan jiwa dan darah kami demi salib!"

Mereka meneriakkan tekadnya berulang-ulang. Polisi anti huru hara melengkapi diri dengan helm, perisai plastik dan pentungan, untuk mencegah segala kemungkinan. Sempat terjadi bentrokan saat beberapa warga sipil mencoba menerobos barikade. Polisi menembakkan gas air mata.Wael Abbas, penggiat hak hak asasi manusia mengatakan bahwa umat Kristen Koptik merasa dikecewakan oleh pemerintah Mesir, "Saya menyesali sikap pihak berwenang yang tidak memperhatikan keselamatan umat kristen pada hari hari istimewa seperti Tahun Baru. Mereka lagi lagi mengulangi kelalaian, sehingga terjadi pembataian seperti yang telah terjadi pada tahun tahun terakhir".

Bulan Januari tahun lalu, 7 umat Kristen tewas di jalan masuk gereja, ditembaki dari sebuah mobil yang lewat. Para demonstran merasa, ini merupakan tanda bahwa umat Kristen di Mesir merupakan warga kelas dua. Polisi mengatasi amuk masa dalam waktu singkat sehingga bentrokan di jalanan sepanjang hari Sabtu di Alexandria tidak terjadi lagi. Kepala Negara Mesir, Husni Mubarak menyerukan persatuan dalam melawan terorisme, dalam sebuah siaran televisi, "Tuhan lagi lagi menunjukkan bahwa kita, umat Islam dan Kristen berada di perahu yang sama dan kita akan bersama sama menenghancurkan kepala ular terorisme"

Para pemimpin negara negara Arab dan sejumlah organisasi muslim di Mesir mengungkapkan keprihatinan atas serangan berdarah tersebut dan menyalahkan pihak asing sebagai dalang. Maged Reda Botros, anggota partai berkuasa di Mesir yakin, "Peristiwa ini jelas misi Al Qaida. Mereka menciptakan sebuah serangan, dan memprovokasi kekerasan dalam masyarakat M esir. Mereka menggunakan kejadian yang kacau dan menyedihkan ini untuk mengadu domba umat muslim dan kristen".

Meskipun telah ada ancaman dari jaringan teror terhadap umat Kristen di Mesir, belum ada bukti konkrit atau pengakuan pertanggungjawaban. Sebaliknya, krisis sumber keamanan menyatakan, polisi Mesir saat ini tengah menyoroti sebuah kelompok islam fundametal. Kelompok ini bisa jadi dipengaruhi Al Qaida, tetapi tidak memiliki hubungan langsung dengan jaringan teroris.

Selama akhir pekan, sekitar 25 orang ditangkap. Sebagian besar merupakan pemilik mobil-mobil, yang diparkir dimuka gereja Koptik sebagai tempat kejadian, dan tokoh tokoh Islam yang tinggal disekitar gereja tersebut. Hingga sekarang, belum ada satupun bukti konkrit dari mereka yang ditangkap.

Meskipun ketidakpastian dan ketakutan terhadap kekerasan masih mungkin terjadi, warga Kristen di Mesir tetap mempersiapkan penutupan perayaan natal pada akhir minggu:

Linda Staude/Miranti Hirschmann

Editor: Hendra Pasuhuk