1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150 Juta Dosis Tamiflu bagi Negara Miskin Dunia

3 Juli 2009

Di awal konferensi PBB di Cancun, Meksiko, Direktur WHO Margaret Chan menegaskan, sebenarnya penyebaran virus H1N1 yang kerap disebut flu babi tidak terlalu berbahaya. "Yang terpenting adalah tetap waspada" kata Chan.

https://p.dw.com/p/IgSh
Petugas kesehatan di Denpasar, Bali menyemprot peternakan babiFoto: AP

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana menyediakan 150 juta dosis vaksin anti-flu H1N1 yang akan didistribusikan ke negara-negara miskin dunia. Direktur WHO Margaret Chan di konferensi internasional di Cancun, Meksiko mengatakan belum jelas, kapan vaksin tersebut selesai diproduksi. WHO memperkirakan dosis pertama selesai dikembangkan Agustus mendatang

Sementara itu, virus H1N1 terus menyebar. Di Inggris, yang mencatat jumlah pasien terbanyak di Eropa, angka pengidap virus H1N1 melambung. Di depan Majelis Rendah, Menteri Kesehatan Inggris Andy Burnham, Kamis (02/06) mengatakan:

"Saat ini, tiap hari ditemukan ratusan kasus baru. Ini memunculkan tantangan di lapangan dan tekanan pada pemberi layanan masyarakat. Kami sadar, bahwa tidak mungkin selamanya meredam penyebaran virus, dan kita harus beralih dari upaya untuk mencegah penyebaran ke upaya untuk mengobati pasien yang jatuh sakit."

Bila tingkat penyebaran virus tidak berubah, akhir Agustus ini Inggris harus menangani 100.000 kasus baru flu babi tiap harinya. Kekuatiran akan lonjakan pasien di Inggris muncul setelah kementerian kesehatan Jepang melaporkan kasus kedua pasien pengidap virus yang resisten terhadap obat Tamilflu. Seorang perempuan Jepang dilaporkan resisten terhadap obat anti-viral Tamiflu. Pasien yang dirawat dengan obat alternatif Relenza sudah mulai pulih, demikian menurut kantor berita Jepang.

Sebelumnya, kasus pasien yang kebal terhadap Tamiflu ditemukan di Denmark. Seorang juru bicara perusahaan farmasi Roche yang memproduksi Tamilflu mengatakan, kasus tersebut normal karena 0,4 persen pasien dewasa mengembangkan kekebalan terhadap Tamiflu.

Dalam konferensi flu babi PBB di Cancun, Meksiko, Direktur WHO Margaret Chan mengumumkan bahwa perusahaan farmasi Roche berjanji memasok 5,6 juta dosis Tamiflu untuk negara-negara berkembang. Sementara pemerintah Amerika Serikat menjanjikan 420.000 dosis Tamiflu bagi Organisasi Kesehatan Pan-Amerika. Amerika Serikat dan Amerika Selatan merupakan kawasan yang mencatat angka pasien terbanyak. Kasus flu babi pertama ditemukan di Meksiko, Amerika Selatan. Sementara Amerika Serikat mencatat angka pasien tewas tertinggi yaitu 127 orang.

Di awal konferensi flu babi PBB di Cancun, Meksiko, Direktur WHO Margaret Chan menegaskan, sebenarnya penyebaran virus H1N1 yang kerap disebut flu babi tidak terlalu berbahaya. Namun masyarakat dunia sampai sekarang belum berhasil mengatasi penyebaran virus yang sejak sebulan lalu digolongkan sebagai pandemi global.

Di konferensi yang dihadiri menteri dan pakar kesehatan dari 43 negara, Direktur WHO Margaret Chan mengingatkan untuk tidak panik menghadapi pandemi H1N1, tapi juga tidak menganggapnya enteng. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat lebih 77.000 kasus flu babi di 120 negara. Lebih 330 pasien tewas karena influenza tipe H1N1.

(afpe/rtr/dpa/ZER/LS)