1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

11 Tahun Munir: "Kenapa engkau dijemput terlalu pagi"

7 September 2015

Misteri seputar kematian Munir tidak pernah benar-benar terungkap. Pemerintah juga dinilai tidak serius menuntaskan kasus tersebut. Netizen mewanti-wanti Istana Negara, bahwa mereka tidak pernah lupa.

https://p.dw.com/p/1GSCv
Munir Said Thalib indonesischer Menschenrechtsaktivist
Foto: AFP/Getty Images/Dewira

Munir mati karena benar, maka ribuan serupanya bermunculan. Itulah kira-kira pesan yang coba ditampilkan para pegiat HAM menyambut 11 tahun pembunuhan terhadap aktivis Kontras itu.

Inilah sekilas reaksi netizen yang kami kumpulkan lewat Twitter:

Kantor Berita 68H memublikasikan wawancara teranyar dengan Suciwati, isteri mendiang munir. Ia meratapi sikap pemerintah yang dianggap "tidak memiliki niat baik" buat mengungkap dalang pembunuhan suaminya itu.



Seorang pengguna mengirimkan tautan buat mengunduh risalah temuan Tim Pencari Fakta terkait pembunuhan Munir. Hingga kini laporan lengkapnya masih belum diumumkan ke publik.



K.H. Mustofa Bisri, tokoh besar Nahdhatul Ulama, menulis puisi buat mengenang sang pejuang HAM. "Tidak ada yang membendungmu," tulisnya, "kecuali Yang Mahakuasa."



Netizen lain mempertanyakan kenapa aktor di balik pembunuhan Munir masih dibiarkan bebas.






Sementara pengelola akun museum peringatan Munir, Omah Munir, menuntut agar pemerintah segera mengadili mereka yang bertanggungjawab.




rzn/vlz