1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yunani Tetap Batu Sandungan Euro

13 Juli 2015

Yunani dengan beban utang amat besar tetap akan jadi batu sandungan di zona Euro. Pemerintah di Athena kini harus menelan bulat-bulat tuntutan reformasi lebih berat bagi bailout tahap tiga.

https://p.dw.com/p/1Fxt1
Symbolbild Griechenland Schuldenkrise
Foto: Getty Images/AFP/P. Huguen

Kesepakatan donor Eropa dengan Yunani pada menit terakhir ditanggapi dengan kritis harian-harian Eropa. Taktik perundingan mengulur waktu amat merugikan Athena. Setelah bertahun-tahun berjanji akan melakukan reformasi tapi tidak pernah ditaati, kini para kreditor bersikap keras dan mengancam dengan hukuman Grexit.

Harian konservatif Perancis Le Figaro dalam tajuknya menilai bahwa persengketaan dengan Yunani merusak seluruh tatanan Uni Eropa. Harian yang terbit di Paris itu berkomentar: Baku hantam terkait Yunani menunjukan adanya dua logika berbeda di Uni Eropa. Yakni gaya Jerman yang taat aturan pembukuan dan tidak mau kompromi di satu sisi dan gaya Perancis yang politis dan lentur di sisi lainnya. Apapun gayanya, yang jelas Yunani harus mengakui, bahwa negaranya praktis sudah bangkrut. Mata uang Euro yang ibarat semen yang membuat kokoh rancang bangun Eropa kini menghadapi ambang batas tekanan. Pada akhirnya, seluruh tata nilai dan persatuan Uni Eropa citranya tercoreng di mata dunia.

Harian-harian Yunani juga melihat tibanya masa sulit bagi pemerintahan dari PM Alexis Tsipras. Jika usulan bailout dari Eropa dengan tuntutan reformasi yang jauh lebih berat disepakati dengan suara mayoritas oleh parlemen di Athena, pemerintahan Syriza dari Tsipras menghadapi ancaman serius, demikian tulis harian liberal kiri Ta Nea dalam tajuknya.

Sementara harian Dimokratia menulis headlines yang mengibaratkan Yunani dihukum di kamp konsentrasi Auschwitz.

Sedangkan harian konservatif Kahimerini yang terbit di Athena berkomentar : Usulan penghematan ketat anggaran akan diterima secara luas, namun dampaknya pemerintahan kiri Tsipras akan mendapat pukulan telak dan kehilangan mayoritasnya.

Juga harian Rusia Komsomolskaja Pravda yang terbit di Moskow menulis komentar kritis mengenai indikasi terpecahnya Uni Eropa dan posisi Yunani yang akan tetap jadi ganjalan di zona Euro. Di satu sisi, terdapat kelompok negara Euro yang menganggap tak ada lagi tempat bagi Yunani di zona mata uang Euro. Mereka menuntut pengucuran kredit dihentikan. Di sisi lainnya ada kelompok negara yang tidak ingin Yunani didepak dari zona Euro karena mencemaskan dampaknya akan lebih buruk. Walaupun semua pemimpin negara menyepakati mengucurkan lebih banyak utang kepada Athena, tidak ada kepastian bahwa semua itu akhirnya akan berdampak positif. Faktanya, Yunani sejak bertahun-tahun berjanji melakukan reformasi, tapi nyatanya hingga hari ini tidak ada satupun janji yang dipenuhi.

as/vlz (dpa,afp)