1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yunani Rusuh Setelah Warga Bunuh Diri

5 April 2012

Seorang pria Yunani menembak mati dirinya sendiri di depan gedung parlemen Yunani di Athena. Insiden ini memicu kembali aksi protes warga negara itu.

https://p.dw.com/p/14Xzr
Foto: Reuters

Pelaku bunuh diri adalah seorang pensiunan apoteker berusia 77 tahun. Menurut secarik surat yang diduga adalah pesan terakhir pria tersebut, ia merasa tidak mampu bertahan hidup di masa pensiunnya karena pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah. "Saya tidak punya jalan keluar lain, selain akhir yang bermartabat. Sebelum saya mulai mengais tempat sampah untuk mencari makan," demikian bunyi surat tersebut.

Aksi bunuh diri itu memicu kemarahan para demonstran yang kembali turun ke jalanan di Athena hari Rabu (4/4). Sekitar 1500 orang berkumpul di Lapangan Syntagma, lokasi pensiunan tersebut bunuh diri. Terdengar seruan seperti, "ini bukan bunuh diri - ini pembunuhan." Polisi anti huru hara menyemprotkan gas air mata dan granat asap saat batu dan bom molotov dilemparkan oleh sekelompok demonstran. Menurut pemerintah, tidak ada demonstran yang ditahan atau mengalami cidera. Rencananya, Kamis (5/4) aksi protes akan dilanjutkan.

'Penghasut moral'

Costas Lourantos, ketua serikat apoteker regional mengatakan, ia pernah bertemu dengan pelaku bunuh diri beberapa tahun lalu. "Jika orang bermartabat seperti dia mencapai kondisi seperti itu, harus ada yang mencari penyebabnya," ujar Lourantos. "Ada penghasut moral dalam kejahatan ini. Pemerintah telah menjadikan warga merasa frustasi."

Perdana menteri Lucas Papademos mengeluarkan pernyataan Rabu (4/4). "Ini peristiwa tragis, bahwa salah satu warga kami mengakhiri hidupnya seperti itu. Di masa sulit ini, kita semua, pemerintah dan warga, harus membantu manusia di sekitar kita yang putus asa."

Angka bunuh diri meningkat di Yunani, sejak negara itu mulai menerapkan program penghematan untuk mengurangi defisit anggaran. Pemerintah di Athena terpaksa melakukannya agar bantuan dana internasional tetap mengalir dan mencegah negara itu dari kebangkrutan. Para pensiunan termasuk mereka yang menjadi "korban" program penghematan tersebut.

Vidi Legowo-Zipperer (rtr, ap)