1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yunani Ingin Renegosiasi Utang

26 Januari 2015

Partai kiri Yunani Syriza yang menang pemilu tuntas menggelar perundingan koalisi. Target pertama pemerintahan baru di Athena adalah renegosiasi utang.

https://p.dw.com/p/1EQR5
Symbolbild Griechenland nach der Wahl Zukunft Euro
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck

Syriza gagal meraih kemenangan mayoritas absolut dalam pemilu Yunani dan hanya mampu meraih 149 dari 300 kursi di parlemen. Dengan itu, partai ekstrim kiri Yunani tersebut harus mencari mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan.

Ketua partai kiri Alexis Tsipras (40) dilaporkan telah melakukan perundingan dengan partai ekstrim kanan "Independent Greeks" yang meraih 13 kursi parlemen. Ketua partai kanan itu, Panos Kammenos, menurut keterangan sendiri menyebutkan, telah menyepakati landasan bagi koalisi pemerintahan baru dengan Syriza.

Kedua partai dari spektrum politik yang berlawanan itu, memiliki kesamaan program: menentang politik penghematan ketat dari Troika Eropa serta tindakan lebih keras terhadap imigran ilegal.

Target pertama pemerintahan baru, seperti diungkapkan Tsipras sesaat setelah mengklaim menang pemilu, adalah melakukan renegosiasi "bail out" bagi Yunani serta penghapusan sebagian utang. "Dengan itu, kesengsaraan rakyat akibat politik penghematan ketat bisa diakhiri", ujar ketua Syriza yang dijuluki Robin Hood ini. Yunani yang de-facto bangkrut 5 tahun lalu, menanggung beban utang luar negeri sebesar 240 milyar Euro.

Pasar bereaksi negatif

Menanggapi kemenangan partai kiri yang anti penghematan itu, pasar bereaksi negatif. Nilai tukar mata uang Euro terhadap US Dollar merosot ke tingkat terendah dalam 11 tahun terakhir ini, karena mencemaskan renegosiasi jaminan dan jadwal pembayaran utang serta hengkangnya Yunani dari zona mata uang Euro.

Bursa-bursa di Asia juga menunjukkan penurunan, dipicu ketakutan bubarnya zona Euro. Index Nikkei di Tokyo turun 0,5 persen, sementara index Kospi di Seoul serta index Hang Seng di Hongkong sama-sama merosot 0,1 persen. Sejumlah bank terkemuka juga mengamati dengan cemas, apakah program bail out internasional terhadap Yunani akan diperpanjang.

Bank Sentral Eropa ECB di Frankfurt am Main sudah menegaskan, secara hukum adalah mustahil menerapkan kebijakan pengurangan sebagian utang Yunani. "Pengurangan sebagian utang, dengan mencetak uang baru agar Yunani terbebas dari utang, dilarang oleh statuta ECB". Bank Sentral Eropa menegaskan, semua pemerintahan anggota harus menerapkan reformasi dan konsolidari anggaran nasional, untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan kerja.

as/yf (rtr,dpa,afp,ap)