1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yudhoyono Akan Terus Perangi Korupsi

16 Agustus 2011

Presiden Yudhoyono, Selasa (16/08), menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung DPR MPR. Dalam pidatonya ini, sejumlah hal diungkap presiden, mulai peta ekonomi, demokrasi, toleransi, kasus korupsi hingga masalah NKRI.

https://p.dw.com/p/12HAz
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (foto arsip)Foto: AP

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjanjikan peningkatan pemberantasan korupsi di Indonesia. Ia menyerukan kepada semua pihak untuk ikut mencegah upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. Pernyataan ini ditegaskan Yudhoyono dalam pidato kenegaraan, di tengah sorotan atas keberadaan KPK serta skandal korupsi yang melibatkan kader partai pemerintah.

Menurut presiden, pemerintah akan mulai meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi, antara lain dengan menyempurnakan aturan anti korupsi, meperkuat lembaga-lembaga antikorupsi dan mencegah upaya pelemahan KPK..

Lebih jauh Yudhoyono meyakinkan, Indonesia saat ini memasuki momentum terbaik untuk pemberantasan korupsi. Meski ia juga mengakui penegakan hukum dan keadilan masih menjadi tantangan besar. "Setelah berjuang sekian lama tanpa henti, sekaranglah momentum terbaik untuk kita terus membersihkan Indonesia dari korupsi. Saat ini Indeks Persepsi Korupsi kita terus membaik. Transparancy International memberikan skor IPK 2,0 pada 2004 membaik menjadi 2,8 pada 2010. Meskipun perbaikan indeks persepsi sebesar 0,8 merupakan yang tertinggi di antara seluruh negara ASEAN, namun jalan ke arah itu masih panjang."

Sejumlah politisi DPR menyambut dingin, janji pemberantasan korupsi yang disampaikan Yudhoyono, di tengah dugaan skandal mega korupsi para pimpinan partai pemerintah yang juga lingkaran terdekatnya.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung bahkan menyebut, apa yang dipidatokan Yudhoyono, bertolak belakang dengan kenyataan. "Walaupun tadi juga dikatakan, bahwa KPK harus diperkuat. Tetapi kan secara hal yang terlihat dalam konteks yang sebenarnya, ada hal yang berbeda. KPK itu kan sekarang mengalami penurunan kredibilitas dan pelemahan, juga bukan hal yang terjadi tiba tiba, tapi ini kan ada upaya-upaya untuk itu."

Pada bagian lain pidato kenegaraan, Presiden Yudhoyono juga menyinggung pergolakan yang terjadi di Papua beberapa waktu terakhir. Presiden menyatakan, pemerintah akan bertindak tegas demi menjamin ketertiban dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Presiden, pemerintah akan terus mengedepankan pendekatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyat Papua, seperti yang sudah dilakukan melalui otonomi khusus. “Kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan pendekatan pembangunan ekonomi, kita harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Menata Papua dengan hati, adalah kunci dari semua langkah untuk menyukseskan pembangunan Papua, sebagai gerbang timur wilayah Indonesia.”

Selain itu, dalam pidatonya Yudhoyono juga memuji pencapaian Indonesia dalam toleransi beragama. Menurut Yudhoyono, Indonesia berhasil menunjukkan bagaimana demokrasi, modernitas dan agama, dijalankan berdampingan secara harmonis.

Tapi dalam pidato sepanjang 32 halaman itu, Yudhoyono sama sekali tak menyinggung rangkaian kekerasan bernuansa agama di Indonesia, yang terus memicu kecaman dunia.

Zaki Amrullah

Editor: Yuniman Farid