1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210410 Israel USA Siedlungsbau

21 April 2010

Awal minggu ini, Perdana Menteri Israel Netanjahu serta beberapa petinggi Israel menegaskan menolak permintaan Amerika Serikat untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur.

https://p.dw.com/p/N2CT
Foto: DW

Di pemukiman Yahudi Ramat Shlomo, di bagian timur laut Yerusalem, bermukim sekitar 15 ribu warga Yahudi ortodoks dan ultra ortodoks. Nissim, salah seorang diantaranya, termasuk pemukim pertama, setelah pembangunannya dimulai pertengahan tahun 90-an. Ia tidak mengerti sikap pemerintah Amerika Serikat, karena menurutnya, Ramat Shlomo, bukan pemukiman Yahudi, melainkan bagian dari iibukota Israel.

"Ini adalah kota Yerusalem. Mengapa tidak ada masalah dengan bagian kota lainnya. Terdapat kawasan kota yang baru, tapi mengapa yang diungkit hanya Ramat Shlomo. Kawasan kami merupakan yang paling dekat ke pusat kota Yerusalem. Saya tidak mengerti, mengapa mempermasalahkan bagian kota ini," tutr Nissim.

Seorang pemukim Yahudi lainnya di Ramat Shlomo bernama Uri, setengah tahun lalu ia dan keluarganya berimigrasi dari Argentina ke Israel. Ia mengatakan, "Perdamaian dapat dicapai tanpa adanya pengorbanan. Dengan berdasarkan akal sehat, tidak ada istilah, perdamaian dengan imbalan tanah. Bila saya memberikan sesuatu apa yang saya miliki, maka tidak ada perdamaian. Dan yang lain tidak menghendaki kedamaian yang saya miliki. Yang lainnya hendak menghancurkan saya. Saya pikir, ini masalah dengan pemerintah Amerika Serikat, yang tidak mengetahui apa yang terjadi di sini."

Pemukim Yahudi Ramat Shlomo di bagian timur Yerusalam berbatasan dengan kawasan pemukiman warga Palestina, Shufat. Abu Alkam, warga Arab yang tinggal di kawasan itu, menuturkan, tetangganya yang akhirnya mendapatkan ijin untuk membangun perumahannya. "Setelah sejak sepuluh tahun lalu mengajukan ijin untuk membangunnya, tetangga saya akhirnya mendapatkannya. Ia punya lima anak, yang hendak menikah. Mereka semuanya tidak menikah, karena masalah rumah. Sekarang, setelah sepuluh tahun, dan mengeluarkan banyak uang, ia mendapatkan ijin untuk membangun."

Menurut lembaga pembela hak warga Palestina di Yerusalem, pemerintah kota paling banyak memenuhi lima persen dari permohonan untuk membangun rumah di wilayah yang dihuni warga Palastina. Abdullah, seorang warga Palestina di bagian timur Yerusalem, menilai dengan skeptis, apakah Presiden Barack Obama dapat berhasil dalam pertikaian antara Amerika Serikat dengan Israel mengenai status Yerusalem Timur.

"Kami menunggu apa yang dikatakan Obama mengenai pemukiman yang ilegal ini. Apakah Amerika Serikat melakukan sesuatu untuk itu atau sama sekali tidak. Bila ilegal, mengapa diijinkan untukdibangun? Pemukiman ini ilegal sejak tahun 1967. Apakah ada yang mampu menghentikan dan menolaknya. Tidak ada!" papar Abdullah.

Kawasan Shufat dan 27 desa lainnya, serta kota Abu Dis dan Qualandiya, sampai pecahnya perang enam hari tahun 1967, termasuk wilayah Tepi Barat Yordan, yang diduduki Yordania. Sekarang perbatasan dengan Tepi Barat Yordan itu dimasukkan oleh Israel sebagai tapal batas kota Yerusalem yang baru. Pencaplokan Israel ini tidak diakui oleh Dewan Keamanan PBB dan negara anggota PBB.

Clemens Verenkotte/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan