1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Takut Pembantaian Kembali Terjadi

22 Maret 2012

Setelah pembantaian di Kandahar yang menewaskan 16 warga sipil, buakan saja kesedihan yang menyeliputi warga di sana, tapi juga ketakutan terulangnya insiden ini.

https://p.dw.com/p/14PYT
Foto: dapd

"Ayah, apakah tentara AS akan datang lagi,“ hampir setiap malam Fateh Muhammad harus mendengar pertanyaan anaknya. Fateh sekeluarga tinggal di Zzangabad, sebuah desa kecil 40 kilometer dari kota Kandahar. Tidak jauh dari desanya terdapat pangkalan militer Amerika Serikat. Di desa Zangabad, Minggu (11/03) pagi hari, 16 orang tewas ditembak. Diantara korban adalah teman bermain anak-anak Fateh. Sejak insiden ini, warga desa Zangabad hidup dalam ketakutan. Banyak dari mereka, terutama anak-anak, merasa takut, aksi pembantaian dapat kembali terjadi.

"Jika malam datang, anak-anak bertanya, apakah tentara Amerika akan datang lagi untuk menggeladah rumah. Anak-anak bertanya, apakah malam ini kita akan selamat? Kami semua kehilangan 16 orang dan kami masih belum tahu kenapa,“ dikatakan Fateh Muhammed.

Karte Afghanistan mit Kabul und Kandahar
Foto: DW

Sejauh ini, tidak seorangpun tahu, kenapa Zangabad harus mengalami aksi pembantaian. Pihak berwenang Afghanistan dan juga pasukan internasional ISAF berjanji untuk mengeluarkan laporan penyelidikan secepatnya. Namun sampai kini belum ada.

Menjaga Keluarga

Fateh Muhammad dan tetangganya Haji Gulalai melakukan satu inisiatif yang didukung banyak penduduk desa. "Kami memutuskan untuk menempatkan anak-anak kami tersebar di beberapa keluarga dan rumah. Seandainya terjadi serangan lagi, kami ingin memastikan bahwa tidak seluruhh anggota sebuah keluarga tewas menjadi korban, seperti saat kejadian dua minggu lalu,“ dikatakan Hhaji Gulalai.

Warga desa Zangabad mengalami trauma dan akan melakukan segalanya untuk saling memberikan bantuan. Satu pos polisi untuk melindungi warga tidak terdapat di banyak desa, juga tidak di Zangabad. Karenanya, banyak warga Afghanistan merasa tak berdaya dan ditinggalkan, dikatakan Gulalai.

Bantuan Harus Diberikan

Psikolog Hayatullah Rafiqi dari Universitas Kandahar dapat mengerti dengan masik masalah yang dihadapi warga Zangabad. Warag desa mengatakan kepadanya, rasa takut mereka semakin besar saat malam mulai datang. Terutama kaum perempuan menderita depresi dan beban ppsikologis lainnya. Psikolog menuntut segera diberikannya bantuan jangka panjang bagi mereka.

"Bukan saja warga di Zangabad, tapi warga desa laiinnya di wilayah, menderita tekanan psikologis berat. Dengan bantuan rekonstruksi, sekarang pemerintah harus menunjukkan kehadirannya dan memberikan perasaan kepada warga bahwa mereka tidak sendirian.“

Minggu lalu, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menjanjikan, bantuan akan segera diberikan dengan cepat dan tidak berbelit-belit terbentur birokrasi. Namun sampau sekarang tidak seorang wargapun yang sudah menerima janji ini.

Ratbil Shamel/Yuniman Farid