1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Marjah Nilai Operasi Mushtarak Tidak Berhasil

12 Maret 2010

Jumlah korban tewas dalam operasi Mushtarak masih belum jelas, juga warga yang kehilangan rumah. Bagaimana situasi di kota Marjah, sebulan (13/03/2010) setelah operasi besar-besaran di selatan Afghanistan?

https://p.dw.com/p/MRMw
Helikopter tempur AS tolak landas di pangkalan operasi di selatan kota Marjah, di selatan Afghanistan.Foto: AP

Tentara Amerika menggunakan pintu-pintu rumah sebagai kayu bakar untuk api unggun dan Taliban menjadikan jendela rumahnya sebagai lubang pengintai. Demikian cerita Abdaraman, warga kota Marjah. Tetapi paling tidak keluarganya masih mempunyai tempat tinggal. Sekarang ini memang pertempuran sudah usai, tetapi keluarga Abdaraman tetap belum bisa hidup dengan tenang di Marjah.Ia bercerita:

“Banyak orang dan media memang mengatakan, bahwa operasi militernya sudah selesai, tetapi sampai sekarang pemerintah dan ISAF tetap belum berhasil mengamankan wilayah ini. Di jalan-jalan masih bisa dilihat anggota Taliban berkeliaran dengan senjata, tanpa gangguan.”

Dan ini sepertinya salah satu masalah terbesar. Abdullah bercerita, rumahnya dihancurkan oleh tentara asing dan sekarang ia dengan istri dan anaknya menumpang di rumah tetangga. Dan bukan hanya situasi pribadinya saja yang membuatnya ragu akan keberhasilan operasi militer ini. Komentar Abdullah:

“Ketika tentara Amerika membuang ranjau kelompok Taliban di siang hari dan kembali ke pangkalan militer mereka di malam hari, Taliban keluar lagi di malam hari dan menyebar ranjau baru. Dan hal ini selalu terjadi berulang-ulang.”

Mushtabar, yang bekerja sebagai wartawan di Afghanistan tahu, bahwa Mushtarak bukanlah operasi militer pertama tentara asing yang ia alami di provinsi Helmand. Juga dari operasi terakhir di bulan Juli 2009, tidak begitu tampatk hasilnya. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh berbagai organisasi asing setelah operasi militer usai, sekarang sudah hangus dibakar Taliban. Mushtabar berpendapat:

“Kesalahannya adalah, bahwa setelah operasi militer dilaksanakan, ada program pembangunan kembali. Dan setelah itu pasukan asing ditarik keluar. Tetapi justru saat itulah Taliban datang dan menghancurkan apa yang telah dibangun. Karena itu seluruh operasi ini tidak ada gunanya, karena para prajuritnya tidak bisa tetap bertahan disini.”

Menurut Mushtabar, seharusnya pasukan asing ini tetap tinggal di wilayah Marjah. Dua hari lalu, ia pergi ke kota Marjah dan bertanya kepada penduduk disana. Dilanjutkan,

“Semua mengatakan, bahwa siapa yang memulai operasi militer disini, juga harus menetap disini dan mendukung kami. Apakah itu pemerintah Afghanistan ataupun orang Amerika. Tetapi dengan cara sekarang ini, kami takut, kalau kami menolong mereka dalam pembangunan kembali, maka Taliban akan datang kembali dan membunuh kami.”

Apa yang diperlukan warga di Marjah untuk mendukung perjuangan pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanan asing melawan Taliban, adalah keberadaan polisi Afghanistan dan militer di wilayah tersebut setiap waktu. Demikian dikatakan sang wartawan Afghanistan ini. Hal ini akan menjadi isyarat yang nyata di bidang bantuan dan keamanan.

Melanie Riedel / Najibullah Zeyarmal / Anggatira Gollmer
Editor: Vidi Legowo-Zipperer