1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290911 Hautkrebs Viren

11 Oktober 2011

Virus papillom dapat memicu kanker mulut rahim, ini sudah pasti. Tapi kini ilmuwan menduga bahwa virus juga berperan dalam timbulnya kanker kulit. Tapi pembuktiannya masih sulit.

https://p.dw.com/p/12qDm
Virus papillom penyebab kanker mulut rahimFoto: dapd

Virus dapat memicu kanker. Hal ini sudah dipastikan pada kanker mulut rahim dan beberapa jenis kanker yang menyerang alat kelamin. Dan kemungkinan besar juga untuk kanker kulit. Setidaknya ini dugaan para ilmuwan. Peneliti pada pusat penelitian kanker Jerman di Heidelberg kini menyodorkan bukti-bukti untuk kecurigaan tersebut. Misalnya untuk kanker kulit yang disebut white skin cancer atau kanker kulit putih. "Meskipun istilah tersebut sebetulnya menurut saya kurang cocok, karena tumor-tumor itu tidak bewarna putih. Tumor itu tampak sebesar bisul dan dapat mudah berdarah." Dikatakan Lutz Gissman pakar virologi pada Pusat Penelitian Kanker Jerman.

Jenis kanker kulit ini sangat sering terjadi. Di Jerman setiap tahunnya sekitar 170 ribu orang yang terjangkit. Berbeda dengan kanker kulit hitam yang disebut melanom, kanker kulit putih jarang sampai menyebabkan kematian. Meski demikian sering menyerang wajah dan oleh sebab itu bagi pasien amat mengganggu. Sudah lama virus dicurigai menjadi pemicu kanker kulit, bersama dengan sinar matahari. "Sinar ultra violet adalah faktor risiko besar. Ini bisa dilihat di negara-negara dengan sinar matahari lebih besar, bahwa orang-orang dengan kulit lebih putih juga tidak begitu dapat beradaptasi. Misalnya di Australia, kekerapan timbulnya jenis kanker kulit ini mungkin lima kali lipat lebih tinggi dibanding di Jerman. Sudah jelas bahwa cahaya matahari, pancaran sinar ultra violet memainkan peran.”

Virus Picu Kanker Kulit Pada Manusia Belum Terbukti

Hipotesa para pakar: Virus memicu penyakit kanker dimana di bawah pengaruhnya terbentuk sel-sel kulit, yang sangat peka terhadap sinar ultra violet. Asumsi ini dibuktikan para pakar dengan bantuan tikus, yang data genomnya sebelumnya diubah sedemikian rupa seolah hewan-hewan ini terserang virus tersebut. Tikus-tikus dengan gen-gen yang diubah terkena kanker kulit, yang lainnya tidak. "Kami berasumsi pada suatu titik yang tentu saja tidak kami kenal, peran virus papillom tidak lagi penting. Sinar ultra violet berpengaruh aktif dan sel-sel yang sudah lebih dulu rusak akibat dicemari virus, dapat berkembang menjadi tumor. Kemungkinan besar proses ini juga berlangsung tanpa virus, tapi mungkin lebih jarang.“

Mekanisme ini sangat berbeda dibanding kanker pada mulut rahim. Di sini pada semua sel tumor ditemukan data genom virus yang bersangkutan. Sedangkan pada kanker kulit para pakar tidak menemukan adanya DNA virus pada sel-sel tumor. Menurut pakar virologi pada Pusat Penelitian Kanker Jerman Lutz Gissmann, virus-virus yang diduga memicu kanker kulit putih berbeda dengan yang ada pada kanker mulut rahim. Virus tersebut memang virus papillom tapi dari jenis yang lain. Untuk mencegah terserang virus kanker mulut rahim sudah ada imunisasinya. Sementara terbuktinya virus papillom memicu kanker pada tikus, belum bisa dijadikan pembuktian ini berlaku pada manusia. Yang pasti hanya satu, terlalu lama berada di bawah sinar matahari tidak sehat.

Brigitte Osterath/Dyan Kostermans

Editor Hendra Pasuhuk