1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vietnam Tuding Cina Karamkan Kapal Nelayan

27 Mei 2014

Vietnam kembali bersitegang dengan Cina setelah insiden yang melibatkan kapal nelayan dari kedua negara. Sementara kerusuhan anti Cina yang merebak di Vietnam awal bulan berujung pada pemecatan 60.000 buruh pabrik

https://p.dw.com/p/1C7P4
Vietnam China Marine Konflikt
Foto: Reuters

Pemerintah di Hanoi mengecam sebuah kapal berbendera Cina yang diduga membuat karam kapal nelayan Vietnam. Insiden tersebut menandai peristiwa teranyar dalam konflik seputar ajungan minyak lepas pantai milik Cina di kawasan yang diperebutkan.

"Saya mengkonfirmasikan, kapal nelayan itu ditabrak," kata seorang perwira Pusat Koordinasi Penyelamatan Air di Danang, Senin (27/5). Saksi mata menyebutkan, kapal nelayan Vietnam itu dikepung oleh 40 kapal Cina sebelum diserang dan akhirnya karam.

Insiden itu mengundang reaksi dari negara jiran yang ikut bertikai. Jepang menyebut sepak terjang Cina di Laut Cina Selatan "sangat berbahaya." Lokasi karamnya kapal dikabarkan cuma berjarak 12 mil laut dari ajungan minyak lepas pantai yang dibangun Beijing.

Kantor berita Cina, Xinhua, tidak membantah terjadinya insiden tersebut. Namun media corong pemerintah itu menyebut kapal nelayan Vietnam "tenggelam setelah menyerang dan menabrak kapal nelayan Cina."

Kerusuhan Akibatkan Pengangguran

Hubungan kedua negara memanas sejak beberapa bulan terakhir setelah Cina menggenjot eksplorasi sumber daya alam di dekat kepulauan Paracel. Eskalasi kebencian kemudian meledak di Vietnam dengan aksi kerusuhan yang berujung pada pembakaran pabrik milik warga asing.

Akibatnya sekitar 60.000 buruh kehilangan mata pencaharian setelah taman industri di provinsi Binh Duong ditutup usai kerusuhan. 12 pabrik terbakar dan sepuluh mengalami kerusakan parah, kata Bui Huu Phong, Direktur Asuransi Sosial setempat.

Adapun kepolisian mengklaim, secara keseluruhan lebih dari 100 pabrik harus ditutup akibat kerusuhan tersebut, sebagian besar milik investor Cina dan Taiwan. "Saya tidak tahu kapan saya bisa kembali bekerja. Mereka cuma bilang akan membertahu kapan renovasi pabrik akan tuntas," kata seorang buruh, Nguyen Thi Tinh.

Chinesische Ölplattform
Anjungan minyak lepas pantai milik Cina yang menjadi praharaFoto: picture-alliance/dpa

Pemerintah Vietnam mengungkapkan, 40.000 buruh akan mendapatkan pesangon dan lunsum, sementara sisanya cuma mendapat satu kali uang ganti rugi. Kepolisian sendiri telah menangkap 117 orang dengan dugaan mendalangi kerusuhan berdarah tersebut.

rzn/hp (afp,ap,dpa)