1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Viagra Sebagai Obat Diet?

Diana Fong8 Maret 2013

Peneliti Jerman menemukan, tikus jantan yang diberi makan kalori tinggi dan Viagra setiap hari, tidak bertambah gemuk. Apakah obat penunjang ereksi ini juga memiliki efek yang sama pada manusia?

https://p.dw.com/p/17tjY
Foto: picture-alliance/dpa

Percobaan itu dilakukan oleh tim peneliti di rumah sakit Universitas Bonn. Seekor tikus laboratorium yang diberi asupan berkalori tinggi juga diberi dosis Viagra setiap hari. Hasilnya, metabolisme tikus mencerna lemak dengan sangat cepat hingga berat badannya terjaga. Berat badan tikus tidak bertambah, karena peningkatan aktivitas seksual.

"Lemak putih pada tikus yang mendapat Viagra menjadi lebih coklat. Lemak coklat adalah jenis lemak yang membakar lemak," jelas Alexander Pfeifer dari Universitas Bonn kepada DW.

Pfeifer dan timnya meneliti bagaimana Viagra bisa meningkatkan produksi molekul pembawa pesan yang disebut cyclic GMP atau cGMP. Ini adalah molekul yang memperbaiki potensi seksual pria dengan mengatur aliran darah ke penis.

Viagra Stimulasi Konversi Lemak

Para peneliti menemukan bahwa cGMP juga menstimulasi dan mempercepat konversi lemak putih yang tidak diinginkan menjadi lemak coklat yang sehat dan bisa membakarnya. Ini menjelaskan mengapa tikus percobaan tetap "langsing" berkat Viagra.

"Ada kelompok yang hanya diberi makanan berkalori tinggi. Lalu ada kelompok pembanding yang diberi makan kalori tinggi dan Viagra. Kelompok tikus yang hanya diberi makanan kalori tinggi bertambah gemuk, sementara kelompok pembanding tidak. Perbedaan berat badan mencapai 15 persen. Ini jumlah yang banyak untuk ukuran manusia," jelas Ana Kilic dari tim peneliti.

Lemak putih adalah jenis lemak yang bertanggung jawab atas timbunan lemak di perut dan pinggang. "Kita semua punya lemak di pinggang dan perut yang bukan merupakan lemak yang sehat," kata Kilic.

Tergantung Dosis Viagra?

Tikus laboratorium diberi Viagra selama tujuh hari berturut-turut dengan jumlah dosis tiga kali lebih banyak dari yang biasanya dikonsumsi pria yang memiliki masalah gangguan ereksi.

Alexander Pfeifer memperingatkan, hasil penelitiannya tidak bisa langsung diterapkan pada manusia. "Tidak bisa mulai menghitung berapa banyak Viagra yang dibutuhkan agar menjadi langsing. Dosis tinggi Viagra untuk jangka waktu lama bisa menyebabkan hipertensi atau efek samping serius lainnya."

Viagra memang membantu tikus membakar lemak, tapi para peneliti masih butuh waktu untuk menentukan apakah Viagra menghasilkan efek yang sama pada manusia.