1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

101209 Sozialunternehmen Mohammed Yunus

10 Desember 2009

Muhammad Yunus menerima nobel perdamaian 2006 untuk kredit usaha yang diberikan bank Grameen kepada masyarakat miskin. Kini ia dirikan perusahaan yang bukan mengejar laba, tapi mencari solusi untuk masalah sosial.

https://p.dw.com/p/KzJy
Muhammad YunusFoto: AP

Muhammad Yunus tetap menggunakan logo Grameen untuk perusahaan yang didirikannya. Seperti Bank Grameen yang bertujuan sosial, perusahaan baru inipun memiliki visi memperbaiki situasi masyarakat. Perusahaan Yunus bertujuan membantu perbaikan kwalitas pangan anak-anak, mendorong penyembuhan penyakit dan mendukung upaya pendidikan anak-anak.

Yunus menegaskan, perlunya cara baru untuk memandang ekonomi. Bisnis bukan hanya berfungsi mencari untung. Bisnis dapat juga digunakan untuk menyelesaikan masalah sosial, tanpa keinginan mencari laba. Salah satunya adalah rumah sakit yang didirikan Yunus di Bangladesh, yang menangani penyakit mata.

Di Bangladesh banyak orang yang menjadi buta. Meskipun ada sistim jaminan kesehatan pemerintah, tetap saja biaya obat-obatan dan operasi sangat mahal. Bagi rakyat miskin layanan kesehatan bisa dibilang hampir nihil.

Rumah sakit Grameen yang menitik beratkan penyakit mata itu, berusaha memberikan layanan kesehatan yang baik dan semurah mungkin kepada setiap orang. Tutur Yunus, "Tujuan bisnis sosial ini adalah betul-betul untuk menyelesaikan masalah sosial. Ada yang bertanya, apakah boleh menghasilkan laba. Ya tentu saja, tapi sedikit sekali. Yang teramat penting adalah berkonsentrasi 100% pada upaya mencari solusi bagi masalah sosial."

Ide Yunus untuk mengunakan laba untuk mengatasi masalah sosial, dan bukan untuk dibagikan kepada pemilik saham, disambut banyak perusahaan. Produsen produk susu Danone yang diajak bekerjasama, kini memproduksi yoghurt di Bangladesh hanya untuk mengatasi defisit vitamin anak-anak di negara itu.

Sementara itu perusahaan Veolia, yang bergerak di bidang teknologi lingkungan bekerjasama dengan Yunus untuk menyediakan air bersih dengan harga yang sangat murah. Yunus menjelaskan, "Banyak desa yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Semua air di Bangladesh tercemar arsenik, dan air beracun itu diminum separuh penduduk Bangladesh.“

Ketika secara tak sengaja bertemu Jürgen Hambrecht, Ketua Dewan Perusahaan BASF di bandara Frankfurt, Yunus berhasil menggerakkan Hambrecht untuk memproduksi kelambu, guna perlindungan dari penyakit malaria. Menurut Hambrecht, "Saya katakan ini dengan jelas. Bisnis sosial ini juga harus menghasilkan laba. Tapi laba ini kami gunakan sebagai modal lagi agar bisnis ini bisa diperluas. Kami memang mulai di Bangladesh, tapi kami tak berhenti di situ, kami mengejar cerita sukses lainnya."

Dari sepatu murah hingga vitamin, visi yang dikejar selalu bersifat sosial. Menurut Mohamad Yunus, bila bisnis lebih mementingkan solusi bagi masalah sosial, maka kemiskinan dapat diatasi. Tampaknya kini, banyak perusahaan yang setuju.

Jutta Schwengsbier / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk