1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Unsur Aktif Anti Viral Spektrum Luas

14 November 2011

Memerangi virus jauh lebih sulit dibanding memerangi bakteri. Sejauh ini belum ada unsur aktif anti viral berspektrum luas seperti antibiotika.

https://p.dw.com/p/139BX
)
Foto: AP

Metode paling ampuh memerangi virus adalah dengan cara imunisasi. Tapi biasanya keampuhan vaksinnya hanya terbatas pada virus tertentu. Kini para peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts - MIT di Amerika Serikat sedang melakukan uji coba sejenis unsur aktif, yang dalam eksperimen di laboratorium mampu menumpas beragam virus.

Unsur aktif baru itu diberi nama Draco. Dalam uji coba di laboratorium, unsur aktif Draco terbukti amat ampuh menumpas virus. Dr.Todd Rider peneliti senior dari Institut Teknologi Massachusetts – MIT mengharapkan, unsur aktifnya dapat ampuh memerangi semua jenis virus.

Schweinegrippe Virus
Virus flu babi H1N1Foto: dpa

“Kami mengujicobanya terhadap 15 virus, termasuk virus flu, flu babi H1N1, virus flu saluran pencernaan, polio dan virus dengue. Obatnya ampuh melawan semua virus. Kami masih memiliki daftar sejumlah virus, yang ingin kami tes. Kami harapkan Draco secara umum dapat membantu melawan semua virus”, ujarnya.

Menyerang Sel Sakit

Unsur aktif Draco tidak menyerang virusnya secara langsung, melainkan menyasar sel-sel inang virus. Dalam arti sel tubuh yang sudah diinfeksi virusnya.

Rider menjelaskan mekanismenya : “Virus berkembang biak di dalam sel inang dan kemudian membunuh selnya. Virusnya keluar dari sel dan menyerang sel berikutnya. Draco menghancurkan sel pertama yang terinfeksi, sebelum virusnya berkembang biak di dalam sel dan dapat menginfeksi sel-sel lainnya.“

Laborantin mit Reagenzgläsern, HIV- Virus
Penelitian virus HIV di laboratorium.Foto: AP

Draco dapat melacak secara terarah sel-sel yang terinfeksi virus. Caranya dengan melacak “Ribo Nucleic Acid”- RNA pada tubuh pasien. Para peneliti mengetahui, jika virus berkembang biak di dalam sel, akan terbentuk rantai ganda RNA ekstra panjang. Pada kondisi normal, tidak akan terbentuk rantai ganda RNA ekstra panjang pada sel tubuh. Jadi rantai RNA ekstra panjang, merupakan sebuah indikasi, bahwa virus menyerang selnya.

Ridder menambahkan  :“Draco mengenal sel yang terinfeksi, di mana terkandung RNA virusnya. Unsur aktif Draco memicu sel-selnya menghancurkan dirinya sendiri, dan dengan cara itu infeksinya dimusnahkan. Draco tidak menyerang sel-sel sehat dan hanya menyerang sel terinfeksi.“

Dr. Todd Rider dan tim penelitinya di Laboratorium Lincoln, Institut Teknologi Massachusetts – MIT, paling tidak membuktikan bahwa Draco berfungsi seperti itu. Hal itu ditunjukan dalam tabung percobaan, di mana sebuah sel diinfeksi virus yang berbeda-beda. Tim peneliti MIT itu juga berhasil menyembuhkan tikus yang diinfeksi virus flu babi H1N1. Rider meyakini, Draco merupakan unsur aktif bagi pembuatan obat universal untuk melawan serangan virus, yang ampuh memerangi virus flu hingga virus cacar air.

Dampak Mematikan

Akan tetapi peneliti lainnya mengamati dengan lebih kritis penelitian yang dilakukan di Institut Teknologi Massachusetts – MIT tsb. Andrea Branch dari sekolah tinggi kedokteran Mount Sinai di New York memperingatkan : ”Uraian dalam makalahnya amat cerdas, saya hargai kreatifitas kerja para rekan peneliti. Tapi, menunjukkan bahwa itu berfungsi pada sel dalam tabung percobaan atau pada tikus, adalah satu hal yang berbeda. Hingga dikembangkan obatnya untuk manusia masih amat jauh.”

Hepatitis B Virus Viren
Virus Hepatitis BFoto: Creative Commons/Wikipedia

Selain itu, metodenya juga mengundang risiko.  Pakar mikrobiologi Andrea Branch mengungkapkan : ”Jika amat banyak sel terinfeksi virus dan ibaratnya dipaksa bunuh diri, dampaknya akan membunuh pasien. Memang terdapat infeksi, yang hanya menyerang sedikit sel tubuh. Jika Draco membunuh selnya, mungkin berfungsi penyembuhan. Tapi pada infeksi Hepatitis-B misalnya, sebagian besar sel hati terinfeksi, dan jika sel-sel ini dibunuh, maka hati pasien akan mengalami kegagalan fungsi. Tanpa transplantasi hati, pasiennya tidak akan hidup. Inilah bahayanya menyerang sel dan bukan virusnya.“

Namun Todd Rider dan timnya di Institut Teknologi Massachusetts – MIT terus melanjutkan risetnya. Mereka mengharapkan, pada tahapan berikutnya, Draco dapat diuji coba melawan virus Ebola dan HIV.

Marieke Degen / Agus Setiawan

Editor : Marjory  Linardy