1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Unjuk Rasa Berlanjut Sampai PM Thailand Mundur

13 April 2010

Di Thailand, pengunjuk rasa menyatakan tidak akan berhenti mengadakan aksi unjuk rasa protes sampai pemerintah mengundurkan diri.

https://p.dw.com/p/Mv6H
Anti pemerintah terus berunjuk rasaFoto: AP

Para pengunjuk rasa, kelompok „Baju Merah“ mengancam untuk merangsek ke markas militer dimana Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva bermarkas setelah Komisi Pemilu secara mengejutkan merekomendasikan pembubaran Partai Demokrat.

Menanti Putusan Mahkamah Konstitusi

Thailand Politik Abhisit Vejjajiva
PM Abhisit VejjajivaFoto: AP

Abhisit Vejjajiva, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand sejak tahun 2008, terpaksa harus turun dari jabatannya, apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan Partai Demokrat menyalahi aturan pendanaan pemilu. Sebelumnya Komisi Pemilu merekomendasikan pembubaran partai PM Thailand tersebut, setelah memutuskan bahwa Partai Demokrat bersalah, dengan menerima sejumlah dana besar yang bertentangan dengan aturan sumbangan pemilu. Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn mengaku terkejut mendengar keputusan itu: „Terlalu dini, untuk memberikan pernyataan, karena berita ini baru saja datang. Kita sebaiknya menunggu, hingga juru bicara partai secara resmi menyampaikan penjelasan. Ada berbagai langkah hukum bisa yang dilakukan. Pertama-tama mengajukan pembelaan di Mahkamah Konstitusi. Ini merupakan tindakan awal dari proses hukum yang panjang. Kita tidak dapat berspekulasi mengenai ini.“

Aksi Akan Berlanjut Sampai Abhisit Mundur

Bangkok Pause Politik Thailand Flash-Galerie
Beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aksiFoto: AP

Kelompok „Baju Merah“ yang menginginkan Abhisit untuk mundur, mengungkapkan, bahwa mereka akan meningkatkan aksi protesnya, dengan merencanakan pembagian selebaran dan gambar-gambar tentang bentrokan berdarah, Sabtu lalu. Pengunjuk rasa menyatakan tentara menembaki para demonstran, namun di pihak lain pemerintah menuding tragedi itu ditunggangi mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Pejabat berwenang Thailand mempersilakan pengunjuk rasa menggelar pawai di Bangkok, asalkan tidak menggunakan aksi kekerasan. Deputi PM Thailand, Suthep Thaugguban menjanjikan pemerintah tidak akan menggunakan kekerasan untuk menghalau aksi damai demonstran. Ditambahkannya, pemilu mungkin bisa saja dilakukan dalam tujuh atau delapan bulan mendatang, namun sembilan bulan merupakan waktu yang paling tepat, sebab pemerintah perlu memberi waktu bagi rakyat untuk menenangkan diri. Sebelumnya Abhisit menawarkan pemilu digelar akhir 2010, yang artinya setahun lebih awal dari jadwal semestinya. Namun kelompok „Baju Merah“ menolak tawaran itu.

Anupong Paochinda
Panglima Militer Thailand Anupong PaochindaFoto: AP

Sementara itu Panglima Militer Thailand Anupong Paochinda, Senin kemarin mengungkapkan pemilu awal dapat menghentikan kebuntuan di negeri Gajah Putih tersebut. Pernyataan itu merupakan yang pertamakalinya disampaikan Panglima sejak pasukannya gagal menghalau pengunjuk rasa dari pusat kota Bangkok.

Desakan Mundur Semakin Berat

Dengan adanya rekomendasi Komisi Pemilu serta pernyataan Panglima Militer tersebut, menurut pengamat politik Likhit Dhiravegin, Abhisit tak punya pilihan lain, kecuali mundur: „sudah tidak ada jalan lain yang bisa menjadi pemecahan, selain pembubaran Partai Demokrat. Tak ada pengecualian di sini. Bukti-bukti pelanggaran sudah jelas. Oleh karenanya dalam kasus ini tidak ada yang dapat diperbuat. Artinya, Partai Demokrat dibubarkan dan dalam lima tahun kedepan para pemimpinnya tidak boleh berpolitik, sebagaimana kasus yang menimpa partai lainnya. Berdasarkan etiket politik, perdana menteri seharusnya mengundurkan diri.“

HRW Desak Investigasi

Menschenrechte Logo human rights watch
HRW

Setelah terjadinya bentrokan berdarah Sabtu lalu, organisasi pemantau HAM Human Rights Watch mengecam pemerintah Thailand dan pemimpin oposisi. HRW menekankan seharusnya pemerintah secara terbuka mengakhiri kekerasan dan pemimpin oposisi dapat mengendalikan massa. HRW mendesak penyelidikan atas insiden yang menewaskan 21 orang dan mencederai lebih dari 800 orang tersebut.

Festival Songkran Dimulai

Wasser Neujahr in Thailand
Tahun-tahun sebelumnya festival berlangsung seruFoto: AP

Selasa ini Thailand memasuki pekan panjang festival air Songkran, yang ternodai oleh darah dan perpecahan bangsa. Songkran merupakan perayaan Tahun Baru Thailand yang menandai puncak musim panas di negara Gajah Putih itu. Rakyat dapat bersuka cita dengan saling menyemprotkan air dalam perayaan, namun di tahun ini Songkran diperkirakan tidak akan mendinginkan suasana hati bangsa Thailand.

(AP/AS/rtr/ap/dpa/afp)