1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Universitas Bagi Anak-Anak di Afrika

3 Desember 2007

Sejak lahirnya gagasan universitas anak-anak alias Kinderuni di Jerman empat tahun lalu, sejumlah kegiatan sudah diselenggarakan di manca negara. Dan untuk pertama kalinya di Afrika.

https://p.dw.com/p/CWDn
Peta Afrika Selatan

Mengapa tidak ada lagi dinosaurus? Mengapa kapal tidak tenggelam dan mengapa pisang bentuknya bengkok? Pada Kinderuniversität yaitu universitas bagi anak-anak pertanyaan seperti itu dan berbagai pertanyaan lainnya dijawab sesuai dengan daya tangkap anak-anak dan para orang muda ini juga banyak menemukan hal-hal yang menyenangkan. Kinder-Uni atau universitas anak-anak pertama lahir tahun 2002 di kota Tübingen, di Jerman. Gagasannya dulu muncul dari seorang jurnalis surat kabar yang bekerja sama dengan Universitas Tübingen. Mata kuliah atau mata pelajaran yang diberikan pada Kinder Uni berlangsung di universitas dan pertanyaan-pertanyaan kebanyakan dijawab oleh para profesor.

Ruang perkuliahan di Universitas KwaZuluNatal di kota Durban, di Afrika Selatan penuh sesak. Kepala bagian informasi Dinas Pertukaran Akademis Jerman, DAAD tampak terlihat lega. Tiga bis sekolah datang semuanya, bahkan salah satunya dari sekolah Township yang terletak 70 kilometer dari Durban. Kinderuniversität, yakni universitas bagi anak-anak di Afrika dapat segera dimulai. Juga jika murid-murid berusia 8 hingga 13 tahun itu harus menyesuaikan diri dulu dengan lingkungan yang baru dan berkomentar

“Saya tidak tahu persis, tapi saya pikir itu benar-benar cool!

„Di sini lebih besar dari di sekolah dan orang-orangnya juga lebih besar! Lebih banyak orang di ruang kuliah!”

„Biasanya kami nggak duduk di kursi yang dilipat seperti ini. Tapi saya pikir akan baik.“

Profesor Tamu Pakar Ilmu Saraf

Pakar neurobiologi Christiane Richter-Landberg dari Universitas Oldenburg, di Jerman yang merupakan seorang gurubesar ilmu saraf menjadi profesor tamu. Ia memberikan informasi kepada para pendengar mudanya tentang semua yang berhubungan dengan otak. Juga istilah atau definisi ilmu saraf yang sulit seperti synapse atau dendrit diterangkan dengan gamblang dan para murid dapat pula melihatnya lewat presentasi secara visual. Materi yang cukup berat tapi penjelasan Richter-Landsberg dapat diterima dengan baik. Para peserta juga dilibatkan. Misalnya seorang organisator dari DAAD harus menahan palu dengan kakinya atau pembuktian bahwa telur dari Afrika Selatan lebih kuat menahan tekanan.

Sekitar 100 anak-anak yang hadir sangat tertarik, mereka bertepuk tangan, melontarkan pertanyaan, dan tertawa terutama ketika enam anak-anak yang memainkan peranan sebagai sebagai neurotransmitter, yakni unsur biokimia yang berfungsi menyampaikan informasi dari satu sel syaraf ke sel syaraf lainnya. Dan Bryan yang berperan sebagai sel syaraf terakhir harus mengatakan ADUH

Schülerinnen in blauen Schuluniformen in einer Schule im Kiboga Bezirk, aufgenommen während eines Besuchs der örtlichen Malaria-Beraterin. (Undatierte Aufnahme). In Uganda sterben zwei von zehn Kindern unter fünf Jahren an Malaria. Sie wird durch Moskitostiche übertragen und ist die häufigste Krankheit in Ostafrika. Zur Bekämpfung der Krankheit wurde von dem Pharmaunternehmen Glaxo Smith Kline in Zusammenarbeit mit der Freedom From Hunger and African Medical and Research Foundation (AMREF) das Uganda Malaria Partnership Programme gegründet, das in drei von 56 Distriktes in Uganda tätig ist. Foto: Karl Grobl +++(c) dpa - Report+++
Murid-murid Afrika dengan seragam sekolahFoto: picture-alliance/dpa

Pakar sel saraf Christiane Richter-Landsberg merasa tergugah oleh mahasiswa ciliknya di Afrika Selatan

“Ya sungguh luar biasa di sini di Afrika Selatan. Di mana anak-anak duduk dengan seragam sekolahnya. Sangat berbeda seperti pada kami di Jerman. Dan saya pikir tawaran bagi masyarakat di sini juga tidak begitu banyak seperti di Jerman.”

Rencana Program Kinder-Uni Selanjutnya

Tahun depan di Capetown, kegiatan ceramah di Universitas untuk anak-anak akan berlanjut. Meskipun demikian penyelenggara universitas anak-anak Andreas Hettiger mengharap bahwa warga Afrika Selatan sendiri melanjutkan gagasan Kinderuni. Bryan, yang berusia 10 tahun sudah menyatakan ingin mengikutinya lagi

Bagi Dinas pertukaran akademis Jerman DAAD, ceramah di Universitas anak-anak merupakan bagian dari program ceramah para pakar ternama. Sasarannya mempromosikan Jerman sebagai pusat ilmu pengetahuan. Organisatornya Andreas Hettiger mengungkapkan

“Hal seperti itu belum ada di seluruh benua Afrika, mendorong orang muda untuk tertarik pada ilmu pengetahuan. Dan penyajian ceramah seperti yang dilakukan Professor Richter-Landsberg mungkin dapat mendorong minat anak-anak, yang sekarang mengatakan, ceramah mengenai otak itu begitu menarik, suatu kali saya juga ingin melakukannya.”