1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Perkuat Larangan Eksperimen Hewan

Luisa Frey11 Juli 2013

Aturan baru Uni Eropa mempertegas larangan penjualan kosmetika yang dikembangkan dengan menggunakan eksperimen pada hewan. Tapi masih ada yang belum puas.

https://p.dw.com/p/195GX
Tierversuche für Kosmetika. 27.05.2013. Copyright: Ärzte gegen Tierversuche e.V.
Eskperimen Untuk KosmetikaFoto: Ärzte gegen Tierversuche e.V.

Mulai 11 Juli berlaku aturan baru di Uni Eropa tentang produksi dan penjualan kosmetika. Sejak bulan Maret 2013 sudah ada larangan untuk melakukan eksperimen pada hewan dalam penelitian dan pengembangan kosmetika. Dengan aturan yang baru, pemasaran kosmetika yang menggunakan eksperimen hewan juga dilarang.

Dengan aturan yang baru, Uni Eropa ingin mencegah produsen kosmetika memindahkan praktek eksperimen hewan ke luar Eropa, tetapi tetap menjual kosmetikanya di kawasan Uni Eropa. "Tahun 2013 adalah tonggak baru, ini sebuah kemenangan politis," kata Irmela Ruhdel dari Perhimpunan Pelindung Binatang Jerman.

Masih Ada Kekecualian

Tapi para aktivis pelindung binatang masih belum puas. Sebab masih banyak kemungkinan melakukan eksperimen pada hewan. "Kalau sebuah perusahaan dari Eropa ingin menjual produknya di Cina, mereka harus melakukan eksperimen hewan, karena ini dituntut oleh pemerintah Cina," kata Silke Bitz dari LSM Dokter Menentang Eksperimen Hewan.

Aturan Uni Eropa juga mencantumkan situasi khusus, di mana eksperimen hewan tetap bisa dilakukan, yaitu jika "ada elemen penting yang tidak bisa diganti, namun ada kemungkinan merugikan kesehatan." Misalnya bahan-bahan yang bisa menyebabkan kanker. Dalam hal ini, tetap bisa dilakukan eksperimen hewan.

Kritik lain adalah, larangan ini hanya berlaku untuk kosmetika. Sedangkan bahan-bahan untuk sabun cuci misalnya, termasuk dalam produk kimia. Untuk produk kimia yang dianggap berbahaya, justru harus dilakukan eksperimen pada hewan. "Industri kosmetika boleh memakai bahan-bahan ini, kerena dalam uji coba dengan hewan disebutkan, bahan-bahan ini tidak hanya digunakan untuk kosmetika", tutur Irmela Ruhdel.

Belum Banyak Alternatif

Pihak industri juga mengkritik aturan baru Uni Eropa, sebab sampai sekarang, belum banyak metode alternatif untuk melakukan eksperimen dengan bahan-bahan yang akan digunakan dalam sebuah produk. "Dalam jangka panjang, belum ada metode tes alternatif yang sesuai dengan tuntutan keamanan produk", kata Birgit Huber dari Asosiasi Industri Perawatan Tubuh. Larangan ini justru menghambat inovasi dalam pengembangan produk kosmetika.

Para aktivis pelindung binatang mengakui, memang belum banyak metode eksperimen tanpa hewan. Tapi menurut Silke Bitz, produsen kosmetika juga tidak terlalu serius meneliti bidang ini. Seharusnya, penelitian untuk eksperimen tanpa hewan lebih menjadi prioritas. Irmela Ruhdel dari Perhimpunan Pelindung Binatang menerangkan, masih sulit mendapatkan ijin penjualan untuk produk-produk yang dikembangkan tanpa eksperimen hewan. Sebab Dinas Kesehatan di Eropa memang menuntut standar keamanan yang tinggi untuk produksi obat-obatan dan kimia.

Di Uni Eropa, setiap tahun dilakukan sekitar 12 juta eksperimen dengan hewan untuk kepentingan ilmiah dan industri. Penelitian kosmetika hanya sedikit, yaitu 0,02%. Artinya, hanya sekitar 2.000 eksperimen dengan hewan dilakukan setiap tahun di bidang kosmetika.

Jadi, larangan eksperimen dengan hewan untuk produk kosmetika sebenarnya hanya "setitik air di batu panas", kata Silke Bitz dari organisasi Dokter Menentang Eksperimen Hewan. "Kami sebenarnya ingin agar semua eksperimen hewan dihentikan". Keinginan ini kelihatannya sulit diwujudkan. Sebab dalam penelitian medis, eksperimen dengan hewan masih merupakan bagian yang sangat penting.