1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

101209 EU Klimagipfel Position

11 Desember 2009

Ke-27 kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa menggelar pertemuan puncak dua hari di Brussel, Belgia. Di hari pertama KTT, petinggi politik Eropa membahas pemanasan global dan upaya konsolidasi ekonomi.

https://p.dw.com/p/L061
Kanselir Austria Werner FaymannFoto: picture-alliance/dpa

Negara-negara Uni Eropa ingin menggarisbawahi peran pionirnya dalam perlindungan iklim. Dalam pertemuan puncak di Brussel juga dibahas dana bantuan langsung bagi negara berkembang, yang berasal dari sumbangan sukarela anggota Uni Eropa.

Dengan dana bantuan bernilai miliaran Euro ini yang dikucurkan antara 2010 dan 2012, kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa berupa menyampaikan isyarat kuat bagi KTT Iklim di Kopenhagen. Berkat kesediaan sejumlah negara Uni Eropa, di antaranya Inggris, Swedia, Belgia dan Finlandia, di awal pertemuan sudah tersedia sekitar dua miliar Euro. Jerman tak ketinggalan mengucurkan dana bantuan, kata Kanselir Jerman Angela Merkel.

Jika di Kopenhagen berhasil diletakkan landasan bagi rezim perlindungan iklim baru yang menggantikan Protokol Kyoto, maka kesepakatan baru itu baru mulai berlaku tahun 2013. Uni Eropa mendukung pengucuran dana langsung bagi negara berkembang untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. "Kalau bantuan diberikan sedini mungkin, maka lebih banyak bencana dapat dicegah. Perubahan iklim tidak berhenti karena krisis ekonomi, karena itu saya mengupayakan agar kebijakan ini segera diluncurkan," demikian Kanselir Austria Werner Faymann.

Meski para petinggi politik fokus pada perlindungan iklim, sejumlah masalah ekonomi intern Uni Eropa juga menjadi agenda pembahasan di hari pertama pertemuan. Terutama menyoal krisis ekonomi di Yunani. Imbas krisis ekonomi sangat terasa di negara Eropa ini. 12,7 persen utang baru menyebabkan kredibilitas kredit Yunani merosot tajam. Meski begitu, sejumlah petinggi politik Uni Eropa, di antaranya ´Perdana Menteri Luksemburg Jean-Claude Juncker yang mengepalai kelompok negara pengguna mata uang Euro tak melihat adanya ancaman terhadap mata uang bersama Euro.

Walau begitu, Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan bahwa sejumlah langkah harus segera diambil. Apalagi, Uni Eropa bertekad untuk secepat mungkin mengupayakan pemulihan anggaran nasional negara anggota.

Susanne Henn/Ziphora Robina
Editor: Hendra Pasuhuk