1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTimur Tengah

Uni Emirat Arab Resmi Buka Kedutaan Besar di Israel

15 Juli 2021

Dengan dibukanya kedutaan besar di Tel Aviv, Uni Emirat Arab (UEA) berencana untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Israel. Presiden Israel menyebut hubungan diplomatik dengan UEA sebagai tonggak menuju perdamaian.

https://p.dw.com/p/3wUqs
Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) dan Duta Besar UEA untuk Israel Mohamed al-Khaja saat meresmikan pembukaan kedutaan besar UEA di Tel Aviv (14/07)
Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) dan Duta Besar UEA untuk Israel Mohamed al-Khaja Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images

Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Rabu (14/07) secara resmi membuka kedutaan besarnya di Tel Aviv, Israel. UEA jadi negara pertama di kawasan Teluk yang membuka kedutaan di negara Yahudi tersebut.

Presiden Israel yang baru Isaac Herzog mengatakan, peresmian kedutaan UEA di Tel Aviv adalah "tonggak penting dalam perjalanan bersama menuju masa depan perdamaian, kemakmuran, dan keamanan untuk Timur Tengah."

Dua minggu sebelumnya, Israel membuka kedutaan besarnya di Abu Dhabi, menandakan awal dari era baru kerja sama kedua negara yang diprakarsai oleh kesepakatan yang ditengahi AS pada September tahun lalu.

Apa dampak dari hubungan diplomatik resmi Israel-UEA?

Setelah beberapa dekade bermusuhan, Israel dan UEA akhirnya sepakat menjalin hubungan pada September 2020 sebagai bagian dari kesepakatan yang disebut Perjanjian Abraham.

Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid telah mengunjungi UEA untuk membuka kedutaan besar Israel di Abu Dhabi dan konsulat di Dubai.

Kedutaan UEA yang baru dibuka ini terletak di gedung yang sama dengan bursa saham Israel, menunjukkan keinginan UEA untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi. Lapid mengatakan kepada media Emirati bulan lalu bahwa nilai perdagangan kedua negara telah mencapai lebih dari US$675,22 juta (sekitar Rp9,7 triliun) sejak Perjanjian Abraham ditandatangani.

Lokasi kedutaan yang berada di Tel Aviv juga bertujuan untuk menghindari wilayah kontroversial Yerusalem Timur yang dianeksasi. Mayoritas negara lain mempertahankan kedutaan mereka di Tel Aviv karena status Yerusalem yang disengketakan, yang menjadikannya salah satu masalah tersulit untuk diselesaikan dalam negosiasi perdamaian di Timur Tengah dan mencari solusi pembentukan negara Palestina merdeka.

Bidik kesepakatan dagang

Duta Besar UEA untuk Israel, Mohamed al-Khaja mengatakan dia berharap untuk mencapai lebih banyak kesepakatan perdagangan di masa depan setelah tercapainya pakta di sektor penerbangan, pariwisata, dan jasa keuangan.

"UEA dan Israel sama-sama negara yang inovatif, kami dapat memanfaatkan kreativitas ini untuk bekerja menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi negara dan kawasan kami," kata al-Khaja saat peresmian kedutaan, Rabu (14/07).

Dia menambahkan bahwa hubungan resmi diplomatik ini adalah "dasar tugas kami untuk terus membangun kemitraan baru kami, untuk mencari dialog, bukan perselisihan, untuk membangun paradigma baru perdamaian dan untuk memberikan model pendekatan kolaboratif baru untuk resolusi konflik di Timur Tengah.''

Palestina sendiri telah mengecam normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan UEA, yang diikuti oleh kesepakatan serupa oleh Bahrain, Sudan, dan Maroko.

rap/gtp (Reuters, AP, dpa, AFP)