1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ultah Polri Jadi Sasaran Teror

25 Juni 2010

Mabes Polri mengumumkan hasil penyelidikan sementara terhadap jaringan teroris pimpinan Abdullah Sonata yang tertangkap pada penyergapan Rabu kemarin.

https://p.dw.com/p/O2yx

Kelompok teroris pimpinan Abdullah Sonata diyakini menyiapkan serangan saat perayaan Hari Ulang Tahun Polisi yang akan digelar di sejumlah markas polisi, 1 Juli. Termasuk di Markas Brimob Depok yang rencananya dihadiri sejumlah pejabat negara.

Menurut Juru Bicara Polisi, Edward Aritonang, serangan itu merupakan balas dendam atas penangkapan dan penembakan yang dilakukan polisi terhadap sejumlah teroris lain. Namun, polisi mengakui belum bisa memastikan pola serangan yang akan dilakukan kelompok pimpinan Abdullah Sonata. Edward Aritonang:

“Itu bisa saja ya, tidak harus dengan kekuatan besar. Tapi keinginan mereka itu seperti itu. Dia mungkin bisa, kita lihat ada orang dengan bunuh diri, ada banyak cara. Ini baru mulai. Ini kita sampaikan karena telah menjadi perhatian publik. Beri kesempatan penyidik untuk bekerja lebih dahulu mendalaminya.”

Penyelidikan polisi mengungkap, kelompok teroris ini juga berencana menyerang salah satu kantor kedutaan besar Negara Eropa di Jakarta. Sejumlah laporan menyebut, yang dituju adalah kantor Kedutaan Besar Denmark, sebagai buntut dari penerbitan kartun Nabi Muhammad beberapa waktu lalu. Namun polisi belum bersedia memberi konfirmasi. Juru Bicara Polisi, Edward Aritonang.

“Banyak hal yang bisa diungkap atau diangkat untuk sampai pada kesimpulan itu. Tetapi mereka sendiri juga menyatakan dengan terus terang tujuan itu dan juga kenapa sasaran itu yang dipilih. Termasuk kenapa sasaran salah satu kantor kedubes itu yang dipilih. Dan ini juga merupakan dari alat bukti yang kita temukan, secara spesifik belum saatnya kami sampaikan.”

Detasemen Khusus antiteror, Densus 88, berhasil menangkap tokoh utama teroris, Abdullah Sonata beserta 5 orang yang diduga sebagai kaki tangannya dalam penggerebakan terpisah di tiga daerah yaitu di kabupaten Klaten dan Boyolali Jawa Tengah serta di Jakarta, Rabu kemarin.

Selain menyita ratusan amunisi dan sejumlah pistol, polisi juga menemukan sejumlah rangkaian elektronik untuk membuat bom. Juru Bicara Polisi, Edward Aritonang mengungkapkan, polisi masih terus memburu kemungkinan adanya anggota lain, juga bahan peledak yang diyakini masih disembunyikan.

“Dikhawatirkan kalau sebesar itu rencananya, tentunya persiapannya tidak hanya yang kita tangkap ini. Mungkin ada persiapan lain, yang perlu dikembangkan. Berapa bom yang didapatkan? Banyak, yang belum terangkai banyak. Yang sudah terangkai, yang siap pakai 8 unit yang sudah jadi, ini masih dikejar oleh penyidik. ”

Nama Abdullah Sonata, melenting dalam daftar teroris paling dicari setelah terbongkarnya kamp pelatihan teroris di Aceh, Februari lalu. Polisi menyebut, Sonata bersama Dulmatin, mendalangi pendirian Kamp militer Aceh, yang menargetkan serangan terhadap presiden dan pejabat negara pada 17 Agustus mendatang.

Sebelumnya, Abdullah Sonata yang juga pernah terjun dalam konflik di Ambon dan Poso, pernah dijatuhi hukuman penjara tahun 2006 karena menyembunyikan Nordin Top dan kepemilikan senjata api ilegal. Ia dibebaskan April tahun lalu, karena dianggap berkelakuan baik.

Para pengamat mengkaitkan pembebasan Sonata yang masih jauh dari masa hukuman, dengan program deradikalisasi yang dijalankan Polisi terhadap mantan teroris. Namun kembalinya Sonata dalam jaringan teroris ini, membuat program deradikalisasi kembali dipertanyakan.

Zaki Amrullah

Editor: Renata Permadi