1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ulama Saudi: Larangan Mengemudi Lindungi Masyarakat dari Setan

29 November 2013

Ulama besar Arab Saudi mengatakan bahwa larangan perempuan untuk mengemudi di negara Teluk itu dibuat untuk melindungi masyarakat dari “setan“ – demikian pernyataan yang ia keluarkan kepada pers.

https://p.dw.com/p/1AQ1f
Foto: Reuters

Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah al-Sheikh, dalam pidato yang disampaikan di kota bagian barat Madinah, mengatakan bahwa masalah pemberian hak bagi perempuan untuk mengemudi seharusnya tidak boleh menjadi “salah satu keprihatinan besar masyarakat”.

Ulama paling senior di kerajaan itu menyerukan ”hal yang mesti dipertimbangkan dari perspektif itu adalah untuk melindungi masyarakat dari setan, yang menurut dia, termasuk membiarkan kaum perempuan untuk mengemudi.

Ditinjau ulang

Komentar ini muncul bersamaan dengan pernyataan para aktivis yang mengatakan bahwa mereka telah diyakinkan oleh Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef bahwa pemerintah sedang meninjau ulang aturan yang melarang perempuan untuk mengemudi yang telah menimbulkan kontroversi beberapa waktu terakhir.

“Yakinlah bahwa masalah ini sedang dibahas, dan diharapkan akan menghasilkan sebuah keputusan yang baik,” kata Menteri Dalam Negeri sebagaimana dikutip oleh Aziza al-Yusef, yang menemuinya bersama rekan aktivis lain Hala al-Dosari.

Monarki absolut di Timur Tengah ini adalah satu-satunya negara di dunia di mana perempuan dilarang mengemudi, sebuah aturan yang telah menarik kecaman dari komunitas internasional.

Menteri Dalam Negeri Pangeran Mohammed menekankan bahwa larangan itu adalah ”sebuah masalah yang harus diputuskan oleh kekuasaan legislatif“, kata Yusef.

Diskriminatif kepada perempuan

Arab Saudi memiliki penasihat Dewan Syuro yang kesemuanya ditunjuk oleh kerajaan. Dewan ini bertugas membuat berbagai rekomendasi kepada pemerintah, tapi raja masih merupakan kekuasaan hukum tertinggi di negara yang dikenal sangat konservatif tersebut.

“Kami mengharapkan sebuah dekrit kerajaan yang memberi kami hak ini,” kata Yusef.

Paling sedikit 16 perempuan dihentikan oleh polisi selama hari aksi protes mengemudi bulan lalu. Mereka dijatuhi hukuman denda dan dipaksa bersama wali laki-laki mereka menandatangani perjanjian akan patuh kepada hukum kerajaan.

Sebagai tambahan atas larangan mengemudi, perempuan Arab Saudi juga diwajibkan menutupi seluruh bagian tubuh mereka dari kepala hingga kaki, serta diharuskan mendapat izin dari dari wali laki-laki mereka jika ingin bepergian, bekerja atau menikah.

Berbagai kelompok hak asasi manusia telah mendesak kerajaan Arab Saudi untuk memperbaiki aturan yang dianggap bersifat diskriminatif terhadap perempuan.

ab/hp (afp,ap,rtr)