1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

010311 Udo Lindenberg

16 Mei 2011

Hingga tahun 70an masih ada anggapan, bahwa musik rok tidak mungkin dapat dinyanyikan dalam bahasa Jerman. Tiba-tiba muncul seorang pemain drum yang menemukan satu bahasa yang bisa dinyanyikan dengan irama rock.

https://p.dw.com/p/11HFa
Udo Lindenberg dalam satu konser di tahun 1989Foto: dpa - Bildarchiv

Udo Lindenberg adalah pentolan lagu-lagu teks Jerman 40 tahun terakhir ini. Dalam usia 16 tahun ia menemukan minatnya untuk musik. Ketika berusia 25 tahun, ia merilis album pertamanya. Umur 37 tahun ia menantang partai Erich Honecker dan ketika mencapai usia 65 tahun, sebuah musical dibuat tentangnya.

Udo Lindenberg mahir memainkan drum. Disamping itu, ia adalah orang yang sangat perhatian dan peka terhadap lingkungan sekitarnya. "Saya memang hidup di antara orang-orang jalanan. Kebanyakan teks, saya buat di kedai minum. Saya menulis ide-ide saya di atas tataan kertas bir. Kemudian, setelah coret-coretan saya itu menumpuk, saya menyusun semuanya menjadi teks lagu. Penting sekali punya antena yang dapat merekam semua kejadian penting.“

Karena merasa suaranya tidak terlalu bagus, awalnya Lindenberg mencari penyanyi yang suaranya pas untuk cerita-cerita laguya. Tetapi, ia tidak menemukan suara yang dapat membawakan lagunya seperti yang dibayangkannya. Akhirnya Lindenberg sendiri mengambil alih mikrofon. Disamping topinya yang dibuat dari bulu kempa, sabuk besinya dan kaca mata hitam, suaranya menjadi kekhasan Lindenberg.

"Dulu saya sempat bernyanyi lama dalam Bahasa Inggris. Tetapi lama kelamaan saya merasa aneh bernyanyi dalam bahasa asing. Banyak sekali yang ingin saya katakan, tetapi saya tidak bisa mengutarakannya dalam Bahasa Inggris. Akhirnya saya ganti ke Bahasa Jerman. Kemudian saya pikir, begitu banyak lagu-lagu Jerman yang tidak enak didengar dan teksnya memalukan sekali, karena itu, saya maju.“

Lindenberg membawa bahasa jalanan ke charts Jerman. Konsernya laku keras. Tahun 1973 ia jatuh cinta pada seorang perempuan Jerman Timur. Sayangnya, hubungan mereka dipisahkan oleh tembok Berlin. Ketika Lindenberg berencana membawa pujaan hatinya ke Jerman Barat, Dinas Rahasia Jerman Timur, Stasi, menggagalkan rencana Lindenberg.

Tahun 1983 Lindenberg merilis lagu "Sonderzug nach Pankow" yang artinya kereta api ke Pankow, menjadi hit nomor satu di tangga lagu Jerman. Lagunya ditujukan khusus kepada ketua partai komunis Jerman Timur Erich Honecker. Dalam lagu itu Lindenberg meminta diperbolehkan mengadakan konser di Jerman Timur.

"Waktu itu, mereka tidak tahu bagaimana harus memperlakukan saya. Ketika lagu Sonderzug nach Pankow keluar, pemerintah Jerman Timur tidak dapat berbuat apa-apa selain menahan orang-orang yang menyukai lagu itu, kemudian menyiksa mereka, memeras, memberlakukan larangan kerja dsb. Pemerintah Jerman Timur memang sangat bodoh."

Tetapi, Oktober 1983 keluar juga izin untuk tampil di Jerman Timur, meskipun hanya di depan fungsionaris terpilih. Tur tersebut direncanakan untuk tahun 1984, tapi gagal. "Ketika saya mengatakan, roket Rusia sama jeleknya seperti roket Amerika, lenyaplah semua harapan untuk bisa konser di Jerman Timur. Ok, semua gagal, kata mereka“

Udo Lindenberg menjadi fenomena. Suara legendarisnya identik dengan aksi menentang gerakan kanan, roket atau mendukung perdamaian. Ketika pada tahun 1992 ia dianugerahkan hadiah musik bergengsi di Jerman, Echo, banyak yang mengira, ia akan meninggalkan panggung musik. Namun, 17 tahun kemudian, ia tampil kembali dengan album barunya "Stark für zwei". Penyanyi yang kini berusia 65 tahun itu akan tetap meramaikan dunia musik Jerman.

Uli José Anders/Andriani Nangoy
Editor: Hendra Pasuhuk