Turun Pamor Akibat Piala Dunia?
17 Juli 2014Tampaknya tidak ada kekecewaan yang lebih besar dalam Piala Dunia 2014 selain terhempasnya juara bertahan Spanyol pada babak grup. Yang paling menderita adalah kapten Iker Casillas.
Sang kiper Real Madrid menunjukkan tanda-tanda pemain yang bergegas menuju akhir kariernya dan dipecundangi oleh Belanda. Ia terlihat tidak percaya diri dan ini tercermin dalam timnya.
Secara keseluruhan Brasil sebenarnya menjadi turnamen yang cemerlang bagi para kiper, kecuali mungkin bagi kiper Rusia Igor Akinfeev yang membuat dua kesalahan besar dan membantu Rusia pulang awal.
Kalau berbicara tentang pertahanan yang lemah, tuan rumah Brasil bisa dibilang sial karena David Luiz jauh dari prima. Kurangnya disiplin posisi dan kewaspadaan Luiz tentu tidak membantu pertahanan Brasil.
Begitu juga dengan kapten Thiago Silva yang keabsenannya diduga menjadi penyebab kekalahan telak Brasil di tangan Jerman, namun laga melawan Belanda membuktikan teori itu salah. Dengan keduanya bermain untuk Paris Saint-Germain musim depan, bukan hanya fans Brasil yang harus cemas.
Penampilan pemain Portugal, Pepe, menyusul musim klub yang menggembirakan namun mengecewakan di Brasil, membantu timnasnya pamit terlebih dahulu. Komentar sama juga dapat dilontarkan kepada korban gigitan Giorgio Chiellini, yang tidak mampu menjaga pertahanan Italia seperti tahun-tahun sebelumnya.
Meski Piala Dunia 2014 diramaikan permainan gemilang di lapangan tengah, ada juga yang kurang beruntung. Inggris memang tidak pernah dijagokan untuk melangkah jauh, namun upaya mereka untuk mengatasi tantangan ini pun gagal. Performa kapten Steven Gerrard terutama mengecewakan, seakan sang pemain berusia 34 tahun ini dibiarkan memperkuat timnas Inggris terlalu lama.
Andres Iniesta juga menjadi satu pemain lagi yang tidak berhasil membantu timnas Spanyol, begitu juga dengan David Silva. Upaya kolektif Spanyol yang gagal menjadi kejutan terbesar dan duo lapangan tengah ini tidak berdaya.
Pada timnas lain, Luka Modric tidak mampu menularkan permainan cantiknya pada tingkat Eropa, sementara Eden Hazard dari Belgia dan pemain Pantai Gading Yaya Toure seakan absen dari lapangan hijau.
Banyak striker yang mandul di Brasil, dan yang paling kentara adalah Diego Costa. Striker Atletico Madrid ini berjaya pada tingkat domestik namun berkali-kali mengecewakan di tingkat internasional. Setelah banting setir dari timnas Brasil ke Spanyol, Costa diprediksi dapat menambah dimensi baru bagi gaya operan Spanyol yang dominan, namun pada akhirnya ini tidak terlihat.
Pemain terbaik tahun 2013 Cristiano Ronaldo juga patut melupakan petualangannya di Brasil, cukup dengan menyebut tendangan bebasnya ketika melawan Jerman yang mengenai dinding satu orang, Philipp Lahm. Timnas Portugal juga tidak lebih baik, dan sekali lagi Ronaldo gagal menjinjing beban tim selaku kapten.
Pemain Italia Mario Balotelli mungkin berhasil menjebol gawang Inggris, namun ia gagap setiap kali dibutuhkan dan Samuel Eto'o dari Kamerun tampak seperti pemain sepakbola yang seharusnya sudah pensiun.
Pemain Belgia Romelu Lukaku menjadi satu pemain lagi yang gagal melanjutkan musim domestik yang bersinar pada tingkat internasional, dan pemain Argentina Gonzalo Higuain melewati Piala Dunia yang 'seharusnya bisa lebih baik.'