1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

110111 Turku Kulturhauptstadt

9 Februari 2011

Turku tahun ini menjadi ibukota budaya Eropa, seperti halnya Tallinn di Estonia. Pemerintah Finlandia sudah mempersiapkan berbagai acara budaya untuk merayakan penghargaan yang diberikan oleh Uni Eropa tersebut.

https://p.dw.com/p/10EmW
Turku und Tallinn, kedua ibukota budaya Eropa 2011Foto: picture alliance/dpa/Jürgen Sorges

Pukul lima sore di Logomo, sebuah sanggar seni dan budaya dekat stasiun kereta api Turku. Kelompok teater remaja kota itu sedang membicarakan jadwal gladi bersih. Remaja putra berambut panjang dan para gadis berbalut baju hangat sedang sibuk memperdebatkan kostum baru dan panggung mereka. Teater musik heavy metal merupakan salah satu acara pembuka dalam program budaya di Turku menyambut kota itu menjadi ibukota budaya Eropa 2011.

Proyek operet yang sedang mereka garap adalah kisah tentang kebakaran dahsyat yang menghancurkan Turku pada tahun 1827. Operet tersebut bertema sama dengan logo Turku sebagai ibukota budaya Eropa 2011, api.

Logo tersebut melambangkan ironi, bahwa Turku selalu bersaing dengan ibukota Finlandia, Helsinki. Turku pernah menjadi kota terpenting di Finlandia hingga abad ke-19. Turku adalah kota tertua di Finlandia. Usianya lebih dari 750 tahun dan sudah 30 kali terbakar habis. Daya tarik kota Turku antara lain katedral dan benteng kotanya. Karena kedua bangunan tersebut merupakan peninggalan budaya Finlandia abad pertengahan. Namun setelahnya Helsinki menjadi ibukota negara tersebut.

Setelah hampir 200 tahun, Turku meraih gelar ibukota budaya Eropa. Hal ini sangat membanggakan, demikian dikatakan Saara Malila, juru bicara panitia ibukota budaya Eropa di Turku. Ungkapnya, “Pokoknya tidak rugi datang ke sini. Kami memiliki pemandangan indah di sepanjang sungai dari katedral sampai ke benteng. Saya rasa, pengunjung akan sangat puas melihat acaranya. Mulai dari seni kontemporer hingga konser musik yang kami selenggarakan pada musim panas.“

Glasshouse Night by Max Gross, Turku European Capital of Culture 2011
Foto: Max Gross

Turku merupakan gerbang Finlandia menuju Eropa. Di pelabuhan, para pengusaha membeli kulit dan kayu. Mereka membawa bahan tekstil, garam dan pengetahuan sebagai imbalannya.

Seniman Jan-Erik Andersson ikut hadir berpartisipasi karena Turku membuka diri untuk karya arsitekturnya. Andersson dikenal perancang bangunan yang nyentrik. Kali ini Andersson akan menempatkan bangunan sauna yang berbentuk seperti bawang.

Rumah kecil itu sudah selesai dibangun dan saat ini sudah berdiri di halaman rumahnya. Nantinya, bangunan sauna berwarna kuning itu akan ditempatkan di taman kota Turku. Ketika merancang bangunan sauna itu, Andersson terinspirasi kubah gereja di Rusia. Ia ceritakan, "Waktu itu saya sedang ke Moskow dan St. Petersburg. Di sana saya terkesan dengan kubah gereja Rusia. Saya pikir sebutir bawang putih itu bisa juga ditempatkan di atas gedung abu-abu dan dengan begitu mempercantiknya. Ditambah lagi ada instalasi suara.“

Turku sebenarnya bukanlah kota yang cantik. Pusat kotanya disesaki dengan bangunan dan gedung tahun 60-an, tapi juga gedung-gedung baru. Untung saja aura gedung utama universitas, warung kopi, toko-toko perancang dan perpustakaan memperkaya nuansa kota Turku.

Namun jika pandangan diarahkan ke pantai, maka terlihatlah dampak krisis ekonomi. Galangan kapal terlihat terbengkalai, dan nyaris ditutup. Padahal bisnis perkapalan merupakan penyumbang lapangan kerja terbesar di kawasan itu. Perekonomian Turku terjerat dalam krisis. Kini, 18 juta Euro dana anggaran kota mengalir untuk acara seni ibukota budaya Eropa. Banyak warga yang protes.

Finnland Kulturhauptstadt Turku Wohnzimmer von Jan-Erik Andersson
Ruang Tamu seniman Turku Jan-Erik AnderssonFoto: Jenni Roth

Menurut Saara Malila, itu sebenarnya sudah proporsional, "Kami memperhitungkan, bisa menghasilkan empat Euro dari satu Euro dana. Kami punya anggaran 50 juta Euro, dengan begitu bisa menghasilkan sekitar 200 juta Euro. Memang berat sekali meyakinkan mereka, tapi sekarang pesan kami disampaikan oleh politik, media, dan publikasi. Budaya adalah investasi yang berkesinambungan. Kota kami menjadi dikenal, ekonomi bertumbuh. Selain itu kami yakin, industri kreatif di masa depan merupakan salah satu pijakan kuat perekonomian wilayah.“

Penyelenggara memperkirakan, sekitar dua juta orang pengunjung akan memadati hingga 150 acara seni di Turku musim panas mendatang. Setiap harinya penikmat seni akan disuguhi acara kejutan, misalnya penampilan spontan di jalan atau pembacaan puisi di depan WC di sebuah rumah makan.
Jenni Roth / Luky Setyarini
Editor: Edith Koesoemawiria