1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Antisipasi Gelombang Pengungsi Dari Suriah

15 Maret 2012

Pemerintah Turki menyiapkan diri untuk menerima arus pengungsi dari Suriah. Aksi kekerasan di negara tetangga Turki itu tidak kunjung mereda setahun setelah dimulainya aksi perlawanan.

https://p.dw.com/p/14LOW
Foto: Reuters

Pemerintah di Ankara melaporkan Kamis (15/3), dalam kurun waktu 24 jam terakhir, sekitar 1.000 warga Suriah melarikan diri melintasi perbatasan memasuki Turki. "Terlihat peningkatan arus pengungsi dari Suriah ke negara kami", kata jurubicara kementrian luar negeri Turki, Selcuk Unal dalam sebuah konferensi pers. "Kemarin, jumlah pengungsi Suriah tercatat 13.700 orang. Pagi ini jumlahnya sudah bertambah menjadi 14.700", papar Unal.

Turki menyiapkan diri untuk menghadapi skenario terburuk. "Diperkirakan jumlah pengungsi, terutama perempuan dan anak-anak akan terus meningkat", kata Unal tepat setahun setelah pecahnya aksi perlawanan terhadap rezim Bashar al Assad di Suriah.

Turki membangun kamp pengungsi yang dapat menampung 20,000 orang di provinsi Sanliurfa, di kawasan perbatasan Turki-Suriah, demikian laporan kantor berita Anatolia. Media Turki juga melaporkan pembangunan tenda-tenda dan kontainer tambahan di provinsi dekat perbatasan Hatay, Gaziantep dan Kilis.

Sementara pimpinan Bulan Sabit Merah Turki, Lutfi Akar menaksir, jika situasi bertambah buruk, sedikitnya 500.000 pengungsi akan memasuki Turki.

Pembentukan zona penyangga

Sementara itu wakil PM Turki, Besir Atalay dalam wawancara dengan televisi NTV, kembali mengusulkan dibentuknya zona penyangga di kawasan Suriah. "Semakin meningkatnya arus pengungsi serta pembantaian di sejumlah kota di Suriah, merupakan indikasi bagi perlunya aksi membangun zona aman bagi para pengungsi."

Fotoreportage von der Grenze zwischen Türkei und Syrien 4
Kawasan perbatasan Suriah ke Turki dilaporkan dipasangi ranjau.Foto: Gaia Anderson

Wakil PM Turki itu menuduh pasukan Suriah menggunakan senjata mematikan untuk mencegah rakyatnya melarikan diri dari aksi kekerasan. "Banyak yang kehilangan nyawanya. Militer Suriah memasang ranjau di kawasan perbatasan, untuk mencegah pengungsi melintasi perbatasan memasuki negara kami", kata Atalay Kamis (15/3).

Para aktifis pemantau hak asasi manusia Suriah yang bermarkas di London, melaporkan di provinsi Idlib, dekat perbatasan ke Turki, pasukan pemerintah hari Kamsi (15/3) membunuh sedikitnya 40 orang. Diantarnya 23 jasad korban tewas ditemukan dalam keadaan terikat tangannya dan ditutup mukanya.

Setahun setelah pecahnya aksi perlawanan anti-rezim Assad, lembaga monitoring di London itu melaporkan, sedikitnya 9,100 orang tewas. Sementara PBB menaksir, sedikitnya 8.000 orang tewas dalam konflik di Suriah.

Agus Setiawan (afp,dpa,dapd)