1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tugas Berat Menanti Perdana Menteri Perempuan Pertama Thailand

4 Juli 2011

Pertama kalinya dalam sejarah, Thailand akan dipimpin oleh perempuan yakni Yingluck Shinawatra, adik eks Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Yingluck punya tugas berat mendamaikan negerinya yang terbelah konflik.

https://p.dw.com/p/11oUQ
Opposition Phue Thai party Yingluck Shinawatra arrives at a polling station to vote at the country's general election in Bangkok, Thailand Sunday, July 3, 2011. Five tumultuous years after a military coup divided this Southeast Asian kingdom, Thailand held pivotal elections Sunday that will determine whether it can end the long-running political crisis that has shattered its reputation for stability. (AP Photo/Apichart Weerawong)
Yingluck Shinawatra Perdana Menteri Perempuan Pertama ThailandFoto: AP

Pesta kemenangan digelar sampai larut malam di kantor pusat Partai Puea-Thai di ibukota Bangkok. Ratusan pendukung „baju merah“ merayakan kemenangan Yingluck Shinawatra. Dalam pidato pertamanya, Perdana Menteri Thailand terpilih itu berjanji menjalankan kebijakan populis, yakni memperjuangkan biaya hidup yang murah, akses pendidikan yang terjangkau dan pinjaman modal dengan bunga rendah bagi para petani. Banyak kalangan meragukan, apakah Yingluck akan mampu merealisasikan janji-janji politiknya termasuk membagikan komputer tablet gratis bagi anak-anak sekolah dan menaikkan upah minimum di Thailand secara signifikan.


Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva telah mengakui kekalahannya. Dia mengatakan "Puea-Thai telah menang dan kami mengakui kekalahan kami dari Partai Puea-Thai, yang akan membentuk pemerintahan berikutnya. Saya mengucapkan selamat kepada Yingluck, yang akan segera menjadi Perdana Menteri"

Pengakuan atas hasil pemilu juga datang dari militer Thailand. Satu hari setelah kemenangan Puea-Thai, militer menegaskan tidak akan melakukan intervensi atau menghentikan Yingluck untuk membentuk pemerintahan baru. Jenderal Prawit Wongsuwan, adalah bekas panglima militer yang dekat dengan elit tentara yang menggulingkan Thaksin pada tahun 2006. Dia mengatakan, militer menerima hasil pemilihan umum.

Militer memainkan peranan yang penting dalam politik Thailand. Yingluck Shinawatra yang baru terpilih ini juga membutuhkan dukungan militer untuk membentuk pemerintahan baru. Kakak Yingluck yakni Thaksin Sinawatra adalah Perdana Menteri Thailand yang digulingkan lewat sebuah kudeta militer lima tahun silam. Thaksin yang lari dari pengejaran militer kini hidup dalam pengasingan di Dubai. Meski dari jauh, tapi Thaksin diyakini masih memegang kendali penuh atas Partai Puea-Thai yang kini menang pemilu dan mengantarkan adik perempuannya yakni Yungluck menjadi Perdana Menteri yang baru.

Pertanyaan kemudian, bagaimana dengan status hukum Thaksin, yang dituduh oleh militer terlibat korupsi? Selama ini, Thaksin selalu membantah dan menyebut tuduhan itu lebih didasarkan motivasi politik. Mengenai status hukum sang kakak, Perdana Menteri terpilih Yingluck mengatakan "Dalam kampanye, saya telah mengatakan bahwa tak ada amnesti yang diberikan untuk satu orang saja. Juga termasuk untuk kakak saya“

Dari Dubai, sang kakak, Thaksin Sinawatra memberi sinyal akan pulang ke Thailand. Dia mengatakan "Saya punya pendukung dan saya sudah mengatakan saya ingin kembali. Tapi saya akan menunggu saat yang tepat“ Thaksin mengaku sudah terlalu lama di dunia politik dan karenanya ingin pensiun.

Lima tahun terakhir, Thailand terbelah. Kelompok masyarakat miskin di pedesaan mendukung Thaksin dan partainya Puea-Thai yang terkenal karena kebijakan ekonominya yang populis. Sementara sebagian lainnya menentang Thaksin yang dianggap korup.

Penulis : Andy Budiman

Editor : Hendra Pasuhuk