1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trump Berterimakasih Kepada Putin Soal Pengusiran Diplomat

11 Agustus 2017

Presiden AS Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena telah memerintahkan pemangkasan staf diplomatik AS di Rusia. Satu lagi pernyataan kontroversial Trump.

https://p.dw.com/p/2i387
USA - PK Präsident Donald Trump
Foto: Reuters/J. Ernst

Hampir dua minggu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Amerika Serikat untuk mengurangi staf diplomatnya di Rusia secara drastis. Rusia menuntut AS mengurangi jumlah staf diplomatik dari 1200 menjadi 445 orang. Langkah itu sempat dikritik Kementerian Luar Negeri dan diplomat-diplomat teras AS. Namun Presiden Donald Trump kini menyambut langkah itu.

"Saya sangat bersyukur bahwa dia (Putin) memangkas sejumlah besar staf, karena sekarang anggaran gaji (untuk staf diplomat) jadi lebih rendah," kata Trump kepada wartawan saat berlibur di klub golfnya di Bedminster, New Jersey, hari Kamis (10/8).

Trump selanjutnya mengatakan "tidak ada alasan bagi mereka (para diplomat) untuk kembali" dan "kita akan menghemat banyak uang".

Pernyataan Trump bertolak belakang dengan reaksi-reaksi kalangan diplomatik AS. Kalangan pejabat di Departemen Luar Negeri sebelumnya menyebut langkah Moskow sebagai "tindakan yang perlu disesalkan dan tidak beralasan." Departemen Luar Negeri hari Kamis tidak bereaksi terhadap komentar Trump.

G20 Gipfel in Hamburg | Putin & Trump
Selama kampanye pemilu presiden, Trump berulangkali menegaskan akan memperbaiki hubungan AS-RusiaFoto: Getty Images/AFP/S. Loeb

Komite di Kongres AS dan pejabat khusus Robert Mueller sedang menyelidiki kemungkinan campur tangan Rusia dalam kampanye pemilihan tahun 2016, antara lain dengan hacking dan metode lainnya untuk membantu Trump. Mereka juga menyelidiki kemungkinan adanya kolusi antara tim kampanye dan pejabat Rusia. Moskow berulang kali membantah tuduhan itu. Kongres AS kemudian memutuskan UU sanksi baru terhadap Rusia yang ditandatangani oleh Presiden Trump.

Presiden Rusia Vladimir Putin bereaksi terhadap sanksi baru yang diberlakukan itu dengan memerintahkan pemotongan staf kedutaan dan konsulat AS di Rusia. AS diminta menarik 755 dari 1200 stafnya dengan batas waktu sampai 1 September.

Selama kampanye pemilu presiden, Donald Trump secara konsisten menyatakan akan menjalinhubungan yang lebih baik dengan Rusia. Trump juga menolak untuk mengkritik Putin dan secara tegas menolak kesimpulan badan intelijen bahwa ada upaya Rusia mempengaruhi jalannya pemilihan.

Litauen - Putin-Trump-Graffiti
Gambar dinding di Vilnius, Lithuania, menyindir kedekatan Trump dan PutinFoto: picture alliance/dpa/M. Singer/K. Ruke

Nicholas Burns, mantan pejabat tinggi di Departemen Luar Negeri AS di bawah Presiden George W. Bush, menyebut komentar Trump yang memuji Putin itu "aneh."

"Jika dia bercanda, dia seharusnya lebih paham," kata Burns yang sekarang mengajar di Sekolah Tinggi Pemerintahan di Harvard University. "Jika tidak, ini belum pernah terjadi sebelumnya. Seorang presiden tidak pernah membela pengusiran diplomatnya."

Seorang diplomat veteran AS yang tidak ingin disebut namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters, staf Departemen Luar Negeri "kaget dan terguncang" oleh ucapan Trump.

Mantan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang menangani urusan Eropa, Dan Heather Conley mengatakan, pengusiran ratusan orang dari sebuah kedutaan besar AS adalah hal luar biasa dan "sangat sulit untuk melihat bagaimana presiden bisa melihat pengusiran ini sebagai perkembangan 'positif' dalam bentuk apapun."

hp/ (rtr, afp, ap)