1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tragedi Pembantaian Pelajar Nigeria

26 Februari 2014

Kelompok Islamis militan di Nigeria membakar asrama sekolah yang mereka kunci, lalu menembaki dan menggorok leher para pelajar yang mencoba melarikan diri – menyebabkan 58 pelajar tewas.

https://p.dw.com/p/1BFTC
Foto: Fotolia/Oleg Zabielin

Mereka ”membantainya seperti domba” dengan parang dan menembak mati mereka yang mencoba kabur, kata seorang guru, Adamu Garba.

Tentara yang menjaga pos pemeriksaan di dekat sekolah itu secara misterius ditarik beberapa jam sebelum penyerangan, kata juru bicara gubernur negara bagian Yobe, tempat peristiwa terjadi.

Para pelajar perempuan terhindar dari serangan itu, kata juru bicara Abdullahi Bego, meski di masa lalu mereka menjadi sasaran kelompok Islamis militan Boko Haram, yang artinya “Pendidikan Barat Haram”.

Kali ini Boko Haram ke asrama perempuan dan meminta para pelajar perempuan muda itu untuk pulang, menikah dan meninggalkan pendidikan Barat yang mereka bilang diharamkan oleh Islam, kata Bego. Semua korban yang tewas adalah remaja atau laki-laki muda berusia antara 15 hingga 20 tahun.

Pemerintah gagal berikan perlindungan

Kelompok Islamis militan yang ingin mendirikan Negara Islam itu telah membunuh ribuan orang membuat mereka menjadi ancaman terbesar bagi keamanan di negara penghasil minyak terbesar itu -- memangsa warga sipil baik Kristen maupun Muslim. Sekitar 300 orang tewas dalam sejumlah serangan bulan ini saja.

Pimpinan sekolah Federal Government College Buni Yadi, yakni Ibrahim Gaidam mengecam kegagalan pemerintah lokal dalam melindungi warga.

“Sangat disayangkan bahwa anak-anak kami di sekolah mati akibat kurangnya perlindungan dari pemerintah federal,” kata Gidam kepada para wartawan.

Ia menyerukan Presiden Goodluck Jonathan untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di wilayah itu.

Jonathan, yang jarang memberikan komentar atas serangan semacam ini, mengatakan dalam pernyataannya bahwa ia merasa ”menderita dan sedih luar biasa“ atas hilangnya nyawa di sekolah itu, dan bersumpah bahwa militer akan “terus melaksanakan perang melawan teror dengan tekad, ketekunan dan kekuatan penuh."

Militer dan Senator terlibat?

Garba mengatakan para militan mengunci pintu asrama saat para pelajar sedang tidur, kemudian membakarnya. Sejumlah pelajar yang terbakar hidup-hidup dalam serangan yang dilakukan pada pukul 02.00 dinihari tersebut, kata dia.

Pimpinan sekolah mengatakan, tentara baru tiba di lokasi beberapa jam kemudian, memberikan banyak waktu kepada para penyerang untuk membumihanguskan seluruh bangunan sekolah – enam asrama, gedung administratif, kantor para staf, ruang kelas, sebuah klinik dan dapur.

Bego, juru bicara negara bagian itu mengatakan bahwa gubernur akan mencari tahu kenapa sekolah itu ditinggalkan tanpa perlindungan. “Masyarakat memperotes gubernur bahwa kemarin militer ditarik dan kemudian serangan terjadi,” kata dia.

Tentara dari Damaturu, ibukota negara bagian yang berjarak sekitar 70 kilometer dari lokasi, tidak muncul hingga siang hari, berjam-jam setelah para penyerang melarikan diri, kata para pimpinan masyarakat setempat.

Juru bicara militer Eli Lazarus tidak berkomentar mengenai alasan penarikan pasukan sebelum serangan terjadi.

Militer Nigeria dilaporkan telah menangkap sejumlah tentara yang dituduh membantu dan memberikan informasi kepada para ekstrimis Boko Haram, seorang senator juga dikenai tuduhan yang sama.

ab/hp (ap,afp,rtr)