1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tour de France Tanpa Favorit, Dengan Reformasi

4 Juli 2008

Selama dua tahun tur ini diwarnai kasus doping dan skorsing terhadap favorit unggulan.

https://p.dw.com/p/EWWd
Training menghadapi Tour de France 2008.Foto: AP

Jangan sampai ajang lomba kali ini kembali dijuluki 'Tour de Farce' atau tur yang tidak serius. Ini yang terlintas di pemikiran penyelenggara Tour de France ASO sehingga mereka tidak mengundang tim balap Astana. Dalam dua tahun terakhir, tim ini terlibat dalam beberapa kasus doping. ASO bersikeras menolak Astana sehingga mereka bentrok dengan perhimpunan balap sepeda internasional UCI. Pembalap Jerman Fabian Wegmann tetap percaya bahwa olahraga balap sepeda akan bisa lepas dari cap doping. Kata Wegmann:

"Tes doping saat berlatih bertambah sering. Ini juga bagus bagi keamanan. Mungkin kita juga bisa lebih meyakinkan diri sendiri. Tapi saya rasa usaha itu telah cukup berpengaruh."

Wegmann adalah satu dari 16 pembalap Jerman yang akan turut berlomba pada Tour de France kali ini. Ia mengharapkan bisa menjadi juara etape. Begitu juga dengan Jens Voigt, Gerard Ciolek atau pembalap veteran Erik Zabel yang menjadi pembalap pertama Jerman yang ikut serta untuk ke 14 kalinya dalam lomba ini. Menurut Erik Zabel:

"Saya sendiri akan puas dengan sprint yang sempurna. Di suatu hari dimana saya mengatakan bahwa semua berjalan sebagaimana mestinya, saya puas dengan diri saya sendiri. Saya tidak keberatan kembali memakai kaos hijau lagi, walau pun hanya satu hari seperti di tahun 2007."

Zabel telah enam kali mengenakan kaos sebagai sprinter terbaik dalam ajang Tour de France. Ini pun sebuah rekor! Untuk menjadi juara dari seluruh etape, mungkin tidak ada pembalap Jerman yang bisa turut bersaing. Hanya Markus Fothen yang dipercaya mampu masuk ke dalam sepuluh besar. Pembalap berpotensi seperti Andreas Klöden terjun untuk tim Astana, sehingga tidak akan hadir di Perancis kali ini. Sama seperti nasib pemenang Tour de France tahun lalu, Alberto Contador. Ketidakhadiran mereka menyebabkan siapa saja bisa menang dalam lomba tahun ini. Hans-Michael Holczer, pimpinan tim Gerolsteiner memiliki pendapat yang sama:

"Kekuatan terbagi rata. Sehingga tur kali ini akan berjalan seru karena tidak ada pembalap yang difavoritkan."

Ada beberapa nama yang diperkirakan bisa menduduki posisi unggulan. Seperti, Cadel Evans, dari Australia, Alejandro Valverde dari Spanyol, Denis Mentshov dari Rusia atau Damiano Cunego dari Italia. Penyelenggara tur juga mematahkan tradisi supaya lomba lebih seru lagi. Mereka menghapus kelebihan sisa waktu yang dimiliki peringkat satu pada tiap etape dan etape prolog. Siapa yang ingin memakai kaos kuning harus menang pada etape yang sesungguhnya. Sehingga pemenang keseluruhan tur baru akan tampak di minggu terakhir, dimana ada dua etape di pegunungan Alpen secara berturut-turut. Setelah menempuh jarak 3560 kilometer Tour de France akan berakhir 27 Juli mendatang di Champ Elysee di kota Paris. (vlz)