1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tim Pencari Fakta PBB Dikritik Israel dan Hamas

16 September 2009

Israel tolak seruan tim PBB untuk melakukan penyelidikan independen terhadap aksi militernya di Gaza, Januari lalu. Tim menyimpulkan, baik militer Israel maupun Hamas sama-sama melakukan kejahatan perang.

https://p.dw.com/p/Jhqf
Hakim Richard Goldstone dari Afrika Selatan, kepala tim pencari fakta PBB tentang konflik Gaza.Foto: AP

Israel menolak kesimpulan tim penyidik bentukan PBB dan menyebutnya sebagai bias. Hingga kini militer Israel masih melakukan investigasi sendiri terhadap tindakan tentaranya di Gaza dan sejauh ini tidak ditemukan adanya pelanggaran.

Juru bicara pemerintah Mark Regev mengatakan Rabu ini (16/09), Israel tidak perlu melakukan penyelidikan independen. Pemeriksaan militer terbuka untuk ditinjau oleh pengadilan independen Israel dan bisa dilakukan naik banding, kata Regev.

Di lain pihak, organisasi radikal Palestina, Hamas, yang memerintah di Gaza menyerukan agar para pemimpin Israel diadili seabgai penjahat perang. Laporan PBB merupakan bukti yang tidak dapat dibantah bahwa tentara pendudukan Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kata juru bicara Hamas Fawzi Barhum.

Tim penyidik PBB menyampaikan hasil temuannya hari Selasa (15/09) di New York. Dalam laporan disebutkan, baik militer Israel maupun militan Palestina sama-sama melakukan kejahatan perang dan mungkin kejahatan terhadap kemanusiaan, selama perang 22 hari, Desember hingga Januari lalu. Ketika itu Israel melancarkan operasi militer sebagai reaksi terhadap serangan roket dari Gaza.

Richard Goldstone yang memimpin misi pencarian fakta PBB mengatakan, kesimpulan itu didukung bukti-bukti kuat. Serangan militer Israel dilancarkan terhadap rakyat sipil di Jalur Gaza, kata Goldstone yang juga orang Yahudi.

"Kami menyimpulkan, berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan, terdapat bukti-bukti kuat untuk menetapkan bahwa banyak pelanggaran serius hukum internasional, baik hukum kemanusiaan dan HAM, dilakukan oleh Israel selama operasi militer di Gaza", kata Goldstone.

Lage in Gaza - Flash-Galerie
Anak-anak di Jalur Gaza bermain direruntuhan gedung yang hancur akibat serang IsraelFoto: AP

Tetapi, Palestina juga dituding melakukan serangan terhadap rakyat sipil Israel. Jika roket dan mortar ditembakkan ke daerah sipil dimana tidak ada sasaran militer, jelas itu merupakan serangan terhadap rakyat sipil, kata Richard Goldstone, mantan jaksa penuntut di mahkamah kejahatan perang PBB.

Ia menegaskan, "Beralih ke kelompok bersenjata Palestina, tidak diragukan lagi bahwa roket dan mortar ditembakkan secara sengaja dan direncanakan untuk menyebabkan korban tewas dan luka-luka di kalangan rakyat sipil, dan kerusakan bangunan-bangunan sipil. Penyelidikan menemukan bahwa aksi-aksi ini juga merupakan kejahatan perang serius dan mungkin kejahatan terhadap kemanusiaan."

Kedua pihak yang bertikai, militer Israel dan militan Palestina, menyerang laporan yang meletakkan mereka pada tempat yang sama. Israel menyatakan membela diri terhadap tembakan roket dari Gaza sementara Hamas menyatakan mempertahankan wilayah dari tentara pendudukan.

Laporan tim pencari fakta PBB setebal 574 halaman, tentang perang Gaza, dipublikasi di internet dan akan disampaikan secara resmi kepada Dewan HAM PBB di Jenewa akhir bulan ini.

Sementara itu dari Tel Aviv dilaporkan, utusan Washington untuk Timur Tengah, George Mitchell, dan PM Israel Benyamin Netanyahu gagal mencapai kompromi menyangkut masalah pemukiman Yahudi. Namun kedua pihak sepakat bertemu kembali Jumat lusa untuk upaya yang ketiga kalinya pekan ini.

Mitchell mengupayakan kompromi yang akan merintis jalan bagi pertemuan tiga pihak antara Netanyahu, Abbas dan Presiden AS Barack Obama pada sidang umum PBB akhi bulan ini. Sebuah upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah yang mandek Desember lalu, ketika Israel melancarkan serangan militer ke Gaza.

RP/HP/afp/dpa/rtr